Jumat, 29 Oktober 2010

Senandung Alam



Matahari masih senantiasa tersenyum memberikan kemilaunya, 

Angin masih bertiup lembut berlari dari suatu ruang ke ruang lain 

Dengan riang menyebar berjuta senyuman yang dimilikinya.

Bukit-bukit dikejauhan sana masih berdiri gagah, memamerkan kekokohannya yang senantiasa terjaga dengan kemilau hijau memberi kesejukan pada mata..

Alam masih tetap memainkan perannya, membanggakan keistiqomahannya dihadapan manusia…

Dan lagi-lagi ……ku merasa tak berarti di hadapan mereka.

El-Syifa's notes


Malaikat Penolongku

Suatu ketika...seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia.

Menjelang diturunkannya, ia bertanya kepada Tuhan. Para melaikat di sini mengatakan bahwa besok Engkau akan mengirimkanku ke dunia. Tapi bagaimana cara saya hidup disana, saya begitu kecil dan emah" kata si bayi.
Tuhan menjawab, "Aku telah memilih satu malaikat untukmu. ia akan menjaga dan mengasihimu"

"Tapi di surga, apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa. Ini cukup bagi saya untuk bahagia" Demikian kata si bayi.

Tuhan pun menjawab, "Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan jadi lebih berbahagia"

Si bayi pun bertanya kembali "Dan apa yang dapat saya lakukan saat saya ingin berbicara kepada-Mu?"

Sekali lagi Tuhan menjawab,"Malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdo'a"

Si bayi masih belum puas. ia pun bertanya lagi, "Saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat. Siapa yang akan melindungi saya ?"

Dengan penuh kesabaran Tuhan menjawab, "Malaikatmu akan melindungimu bahkan dengan taruhan jiwanya sekalipun"

Si bayipun tetap belum puas dan melanjutkan pertanyaannya, "Tapi saya akan bersedih karena tidak melihat Engkau lagi"

Dan Tuhan pun menjawab, "Malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang Aku. Dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepada-Ku. walaupun sesungguhnya Aku selalu berada di sisimu"

Saat itu surga begitu tenangnya. sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan sang anak dengan suara lirih bertanya, "Tuhan... Jika saya harus pergi sekarang, bisakah engkau memberitahu siapa nama malaikat di rumahku nanti ?"

Tuhanpun menjawab, "Kamu dapat memanggil malaikatmu.. . IBU"
Kenanglah ibu yang menyayangimu

Untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kau pergi... Ingatkah engkau, ketika ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuhmu.Ingatkah engkau ketika jemari ibu mengusap lembut kepalamu? Dan ingatkah engkau ketika air mata menetes dari mata ibumu ketika ia melihatmu terbaring sakit? Sesekali jenguklah ibumu yang selalu menantikan kepulanganmu di rumah sempat kau dilahirkan.

Kembalilah memohon maaf padanya yang selalu rindu akan senyumanmu. Jangan sampai kau kehilangan saat-saat yang kau rindukan di masa datang.

Ketika ibu telah tiada...

Tak ada lagi yang berdiri di depan pintu menyambut kita
Tak ada lagi senyuman indah tanda bahagia

Yang ada hanyalah kamar yang kosong tiada penghuninya
Yang ada hanyalah baju yang digantung di lemari kamarnya

Tak ada lagi
Dan tak akan ada lagi yang meneteskan air mata mendo'akanmu disetiap
hembusan nafasnya

Kembalilah segera... peluk ibu yang selalu menyayangimu. ..

Ciumlah kaki Ibu yang selalu merindukanmu dan berikanlah yang terbaik
untuk Ibu ...

Sumber ::: ebook => Berlian Untuk Sang Kekasih

Kamis, 28 Oktober 2010

Pray For Indonesia



Tundukkan kepala tengadahkan tangan tuk memohon kepada Ilahi. sejenak kita singkirkan keangkuhan, sejenak kita buang jauh kesombongan, sejenak mari kita merendah tuk memohon kepada Sang Maha Kuasa.

Di saat alam telah menyapa, di saat alam telah berkata dan di saat alam telah menunjukkan kekuatannya ... semoga apa yang telah terjadi kepada bangsa kita, bukanlah suatu laknat.
Biarlah semua ini menjadi ujian, biarlah semua ini menjadi sebuah peringatan yang bisa membuat kita semua sadar, agar kedepan kita bisa menjadi bangsa yang lebih arif dan bijaksana dalam bersikap, yang lebih arif dan bijaksana dalam bertindak. 

Dengan semangat persaudaraan, dengan semangat kebersamaan semoga semua bisa kita  jalani dengan tegar ...
Tundukkan kepala , tengadahkan tangan untukmu INDONESIA ...

Rabu, 27 Oktober 2010

Akankah Aku Mendapatkannya


Terasa amat perih hati ini ketika ku ingat bahwa "Laki-laki yang baik adalah untuk wanita yang baik, dan wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik pula".

Sungguh aku yakin bahwa jodoh setiap manusia telah ditetapkan sebelum ia terlahir kedunia ini, tapi aku juga takut jika dengan dalih seperti itu aku menjadi orang enggan untuk memperbaiki diri "toh jika jodohku memang ditakdirkan baik, tanpa menjadi lelaki yang baikpun pasti aku juga mendapatkannya".

Astaghfirullahal'adziim, Ya Allah, maafkanlah diriku jika tidak pernah terbesit dalam hati kami niat untuk semakin dekat padaMu.

Rasa itu semakin perih dan air matapun tak bisa kubendung, ketika kulihat kenyataan bahwa memang benar bahwa yang terjadi adalah semakin hari aku berjalan semakin jauh dari garis lurus yang telah ditetapkan. Hampir semua hal baik yang dulu sering ku kerjakan, kini berangsur-angsur mulai ku tinggalkan.
Jangankan bangun tengah malam untuk berdo'a dan bermunajat padaNya, shalat wajib pun kini terkesan enggan dan selalu di undur-undur waktunya. Puasa sunah dan membaca Al Qur'an kini telah hilang bagai di telan bumi. Bersedekah, beristighfar sungguh amat jarang aku lakukan, apalagi untuk berdzikir di sela-sela waktuku yang bisa terbilang tak ada selanya, aah... mana mungkin...

Astaghfirullaahal'adziim, Ya Allah, maafkanlah diriku atas segala dosa dan kesalahan yang sudah teramat sering kulakukan, maafkanlah diriku yang belum bisa sepenuhnya mensyukuri atas apa yang telah Engkau berikan. Jangan Engkau biarkan diriku menjadi manusia yang selalu memburu dunia yang hanya sementara ini dan melupakan kehidupan akhirat yang abadi.
Ya Allah, jangan Engkau biarkan diriku semakin condong kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk. bimbinglah dan tuntunlah diriku, berikanlah jalan terbaik bagiku agar aku bisa berjalan kembali pada garis lurus yang telah Engkau tetapkan.
"Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyaatinaa qurrataa a'yunin waj'alnaa lil muttaqiina imaaman"

Amiin Ya Rabbal 'Alamiin

Selasa, 26 Oktober 2010

Semangkuk Bakmi Panas


Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang.

Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tidak mempunyai uang.

Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?”
”Ya, tetapi, aku tidak membawa uang” jawab Ana dengan malu-malu
“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.

Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang.

“Ada apa nona?” tanya si pemilik kedai.
“Tidak apa-apa, aku hanya terharu” jawab Ana sambil mengeringkan air matanya. “Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi, tetapi, ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah. Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik kedai.

Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata, “Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya”

Ana, terhenyak mendengar hal tsb. “Mengapa aku tidak berpikir tentang hal tersebut? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal, aku begitu
berterima kasih, tetapi kepada ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.

Ana, segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yang harus diucapkan kepada ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Ana kau sudah pulang, cepat masuklah, aku telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tidak memakannya sekarang”.

Pada saat itu Ana tidak dapat menahan tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya.

Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain di sekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita. Tetapi kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita.

Seringkali kita menganggap pengorbanan mereka merupakan suatu proses alami yang biasa saja; tetapi kasih dan kepedulian orang tua kita adalah hadiah paling berharga yang diberikan kepada kita sejak kita lahir.
Sumber :  http://budiaridian.multiply.com

Senin, 25 Oktober 2010

Tujuh Keajaiban Dunia


Sekelompok kelas geografi sedang mempelajari tentang “Tujuh Keajaiban Dunia”.. di awal pelajaran guru menyuruh kepada setiap muridnya untuk membuat daftar apa yang mereka pikirkan merupakan tujuh keajaiban dunia saat ini.. walaupun ada beberapa ketidak sesuaian, sebagia besar daftar yang mereka tuliskan adalah : 

1. Piramida
2. Tembok Besar China
3. Taj Mahal 
4. Menara Pisa 
5. Kuil Angkor
6. Menara Eiffel
7. Kuil Parthenon

Ketika semua murid mengumpulkan daftar pilihan,  guru memperhatikan seorang siswi yang pendiam yang belum mengumpulkan kertas kerjanya.. 

Jadi, guru pun bertanya kepadanya, apakah ia mempunyai kesulitan dengan daftarnya ???

Siswi pendiam itu menjawab : “ ya sedikit, saya tidak bias memilih karena banyaknya..”

Guru berkata : “ baik, katakanlah pada kami, apa yang kamu miliki, dan mungkin kami bias membantu memilihnya..”

Sejenak siswi tersebut ragu, dan kemudian membaca tulisannya : “ saya pikir tujuh keajaiban dunia itu adalah :

1. Bisa Melihat
2. Bisa Mendengar
3. Bisa Menyentuh
4. Bisa Menyayangi..

Siswi pendiam itu sejenak kembali ragu, dan kemudian kembali melanjutkan..

5. Bisa Merasakan
6. Bisa Tertawa
7. Dan Bisa Mencintai…

Dengan seketika ruangan kelaspun menjadi sunyi…

Alangkah mudahnya bagi kita untuk melihat pada eksploitasi manusia dan menyebutnya sebagai “KEAJAIBAN”.. Sementara kita lihat lagi semua yang telah Tuhan karuniakan kepada kita, dan kita menyebutnya sebagai hal yang “BIASA”..

Semoga dengan sedikit cerita ini, kita semua dapat diingatkan kembali, tentang segala hal yang BENAR-BENAR AJAIB di dalam dunia ini, khususnya di dalam kehidupan kita sendiri..

Wallahu a’lam….

Minggu, 24 Oktober 2010

Ikhlas


Ikhlas ialah kedudukan paling tinggi selepas iman. Ikhlas adalah rahsia Tuhan sehinggakan para malaikat pun tidak tahu dan yang empunya diri pun tidak dapat mengesannya. Ia juga adalah penentu samada amalan diterima atau ditolak.
Terdapat para sahabat yang apabila mendengar tentang ikhlas mereka akan menangis. Mereka berasa tidak selamat dan tidak mungkin dapat memperolehi Ikhlas kerana begitu tingginya nilaian untuk mendapat sifat ikhlas.
Islam tidak membenarkan seseorang mengaku ikhlas. Sesiapa yang mengaku ikhlas walaupun sebelum ini ikhlas maka secara automatik keikhlasannya terbatal.
Contoh-contoh yang dikatakan mengaku ikhlas ;
Membantu seseorang sambil berkata,
" Ambillah, saya ikhlas. "
Menolong seseorang tapi pertolongannya ditolak,
" Saya tolong awak ini ikhlas tetapi sedih kerana awak menolak. "
Dalam menulis surat kita selalu mengakhiri dengan tandatangan,
" Yang Ikhlas " atau " Yang Benar "
Dalam Islam, mengaku baik adalah salah. Tiada sesiapa yang mengetahui yang ikhlas sekalipun yang empunya diri. Tiada sesiapa yang berhak mengaku ikhlas. Cuma berusaha moga-moga jadi ikhlas dan moga-moga diterima Allah.
Erti Ikhlas :
Murni, bersih, jenisnya sahaja dan tidak bercampur jenis-jenis yang lain. Tidak dinodai seperti air yang tidak bercampur dengan sabun, tepung kerana apabila sudah bercampur dengan benda lain ianya sudah tidak tulen lagi.
Begitulah dalam beramal, solat, zakat, membaca Al-Quran, mengajar, berdakwah, menolong, motivasi, forum, ceramah, belajar semuanya semata-mata kerana Allah: kerana suruhan-Nya kerana keredhaan-Nya kerana arahan-Nya kerana mentaati-Nya kerana patuh pada-Nya.
Jadi, perkara di atas adalah dari sebab atau kerana-Nya yang satu. Tujuannya hanya satu, dan didorong oleh yang satu iaitu Allah. Mengabdikan diri kerana Allah dan tidak dicampur atau bercampur selain Allah. Itulah ikhlas, dorongannya hanya satu.
Sekiranya niat atau dorongannya telah tercampur atau terselit niat-niat yang lain selain Allah seperti riak, megah, glamor, pangkat, takut orang tidak suka, undi, uji kemampuan, hendak berlawan, hendakkan piala, hadiah, kerana kawan - maka keikhlasannya telah ternoda.
Untuk ikhlas, sebenarnya amat susah sekali terutama yang ada kaitan kepentingan umum atau orang ramai yakni yang terdedah kepada pandangan umum seperti berdakwah, mengajar, gotong-royong, forum, upacara memberi hadiah - lebih-lebih lagi orang yang tidak memikirkan hati lalu hati dibiar dan terbiar.
Khususul Nafs :
kepentingan diri seperti ingin popular, disedari atau tidak kerana kurang menyuluh hati. Awal-awal lagi nawaitu (niat) telah rosak seperti membuat rumah di atas lumpur.
Ada tiga jenis kerosakan yang berlaku pada 3 jenis kedudukan:
  •  awal
  •  pertengahan
  •  akhir
Kerosakan awal contohnya seperti berdakwah. Sebelum memberi ceramah, hati kecilnya berkata ;
" Inilah masanya nak jadi popular. "
" Aku akan jadi terkenal. "
" Dengan ceramah ini dapatlah duit poket. "
Ada juga yang berniat untuk menghentam seseorang atau golongan tertentu sebelum berceramah, akibatnya rosaklah ikhlasnya ibarat orang yang melukis di atas air.
Kerosakan pertengahan pula contohnya niat untuk berceramah sudah baik tetapi sewaktu berceramah, ada pendengar yang angguk-angguk atau ada yang menangis kerana mendengar ceramah yang memberi kesan itu hingga hati kecil kita berkata ;
" Hebat juga aku hingga ada orang boleh terima ceramah ini dan ada pula yang menangis. "
Kerosakan akhir pula contohnya niat dan sewaktu berceramah tidak ada apa-apa yang rosak, berjalan dengan baik tetapi sewaktu balik dari berceramah ada kawan yang datang bersama di dalam kereta berkata ;
" Hebat betul ceramah ustaz tadi hingga ada yang menangis. "
Waktu itu maka datanglah rasa riak hingga lupa semuanya itu datang dari Allah jua. Sepatutnya ia merasa malu kerana ini semua bukan dari dirinya tetapi hakikatnya dari Allah. Orang begitu ibarat membangunkan rumah, tiba-tiba apabila siap sahaja rumah itu runtuh menyembah bumi.
Orang ramai yang mendengar ceramah tersebut juga tidak berubah sebab hati sudah cacat. Mereka memuji kita, tetapi tetap tidak berubah sebab mempunyai rasa riak. Sifat takwa sudah ternafi. Oleh itu buatlah kerja-kerja dengan penuh tawadhuk, takut dan cemas samada diterima amalan kita atau ditolak.

Notes from ::: http://www.iluvislam.com
 

Do'a Untuk Ibu Dan Ayahku













Ya Allah
Rendahkanlah suaraku bagi mereka
Perindahlah ucapanku di depan mereka
Lunakkanlah watakku terhadap mereka dan
Lembutkan hatiku untuk mereka

Ya Allah,
Berilah mereka balasan yang sebaik-baiknya, atas
didikan mereka padaku dan Pahala yang besar atas
kesayangan yang mereka limpahkan padaku,peliharalah
mereka sebagaimana mereka memeliharaku.

Ya Allah,
Apa saja gangguan yang telah mereka rasakan
atau kesusahan yang mereka deritakan kerana aku
atau hilangnya sesuatu hak mereka kerana perbuatanku
jadikanlah itu semua penyebab susutnya
dosa-dosa mereka dan bertambahnya pahala kebaikan
mereka dengan perkenan-Mu ya Allah
hanya Engkaulah yang berhak membalas kejahatan dengan
kebaikan berlipat ganda.

Ya Allah,
Bila magfirah-Mu telah mencapai mereka sebelumku,
Izinkanlah mereka memberi syafa'at untukku.
Tetapi jika sebaliknya, maka izinkanlah aku memberi
syafa'at untuk mereka,sehingga kami semua berkumpul
bersama dengan santunan-Mu di tempat kediaman
yang dinaungi kemulian-Mu, ampunan-Mu serta rahmat-Mu... .

Sesungguhnya Engkaulah yang memiliki Kurnia Maha
Agung, serta anugerah yang tak berakhir dan Engkaulah
yang Maha Pengasih diantara semua pengasih.

Amin Ya Rabbul Alamin..
 

Dalam Sujudku


Dalam sujudku
Aku memohon
Cucuran rahmat-Mu selalu
Yang  senantiasa membimbing dan menyejukkan sanubariku
Dalam sujudku
Aku memohon
Hidayah serta inayah-Mu
Yang kan selalu menerangi kalbuku
Dalam sujudku
Aku memohon
Limpahan rizki-Mu selalu
Yang mengganjal lapar pada perutku
Dalam sujudku
Aku memohon
Ampunan-Mu atas segala khilaf dan dosaku
Yang tak kan mampu ku sebutkan satu per satu
Ya Allah, Ya Rabbi
Dalam sujudku
Aku memohon kepada-Mu dengan linangan air mata
Untuk mendengar setiap bisik doaku
Sesungguhnya hambamu ini lemah, amat lemah
Bahkan tak mampu untuk menjalani hidup sesuai takdir-Mu
Hanya keluh kesahlah yang selalu melekat di bibir hamba
Tanpa ucapan syukur barang setetes pun kepada-Mu
Maafkan lah segala dosa dan khilaf hamba
Maafkan lah…
Duhai zat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Yang Maha Pengampun lagi Maha Kuasa
Amiin Ya Rabbal 'Alamiin ...

notes from Kasih Rianti

Sabtu, 23 Oktober 2010

Pengorbanan Seorang Ayah




AYAH

Suatu ketika, seorang anak wanita bertanya kepada ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut dan badannya yang bungkuk, disertai suara batuk-batuk.

Anak wanita itu bertanya pada ayahnya:

"Ayah, mengapa wajah Ayah kian berkerut dan badan Ayah kian bungkuk ?" Demikian pertanyaannya, ketika ayahnya sedang santai di beranda.

Ayahnya menjawab : "Sebab aku laki-laki, nak." Itulah jawaban ayahnya.

Anak wanita itu berguman : " Aku tidak mengerti, Ayah."

Jawaban ayahnya itu membuatnya tercenung penuh rasa penasaran.

Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak wanitanya itu. Kemudian ditepuknyalah bahunya sambil berkata :

"Anakku, kamu memang belum mengerti tentang laki-laki."

Bisikan ayahnya tersebut membuat anak wanita itu bertambah bingung.

Karena penasaran, anak wanita itu menghampiri ibunya, lalu bertanya :

"Ibu mengapa wajah ayah menjadi berkerut dan badannya kian bungkuk ? Tapi Ayah sepertinya tidak mengeluh dengan keadaannya itu. Tidak ada keluhan dan rasa sakit."

Ibunya menjawab: "Anakku, seorang laki-laki yang benar-benar bertanggung-jawab terhadap keluarga memang akan mengalami hal demikian."

Hanya itu jawaban sang Bunda.

Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi sejauh ini dia tetap belum menemukan jawaban atas rasa penasarannya.

Hingga pada suatu malam, sang anak wanita itu bermimpi.

Dalam mimpi itu dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat yang merupakan jawaban atas rasa penasarannya selama ini.

"Saat Ku-ciptakan laki-laki, Aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga.

Dia senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman, teduh dan terlindungi."

"Ku-ciptakan bahunya yang kekar dan berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya dan keperkasaannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya."

"Ku-berikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari nafkah yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun mungkin dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya yang tidak puas atas hasil jerih payahnya itu."

"Kuberikan keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah. Demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari. Demi keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup dan kedinginan karena tersiram hujan serta terterpa hembusan angin. Dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya. Yang selalu dia ingat adalah di saat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih payahnya."

"Ku-berikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun di setiap perjalanan hidupnya dia diterpa keletihan dan kesakitan."

"Ku-berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha, berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya dalam kondisi dan situasi apapun juga, walaupun tidak jarang anak-anaknya melukai perasaannya, melukai hatinya. Padahal kasih sayangnya itu pula yang memberikan perlindungan rasa aman pada saat anak-anaknya tertidur lelap. Sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi dan mengasihi sesama saudara."

"Ku-berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan menyadarkan bahwa istri yang baik adalah istri yang setia terhadap suaminya. Istri yang baik adalah istri yang senantiasa menemani dan bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada istrinya, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar dan saling melengkapi serta saling menyayangi."

"Ku-berikan kerutan di wajahnya untuk menjadi bukti bahwa laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikir dan tenaganya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya bisa hidup bahagia. Badannya yang bungkuk adalah bukti bahwa sebagai laki-laki yang bertanggung-jawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya."

"Ku-berikan kepada laki-laki tanggung-jawab penuh sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki."

Terbangunlah anak wanita itu, dan segera dia berlari, berlutut dan berdoa. Setelah itu dia hampiri bilik ayahnya yang sedang berdoa.

Ketika ayahnya berdiri, anak wanitanya itu merengkuh dan mencium telapak tangan ayanya.

"AKU MENDENGAR DAN MERASAKAN BEBANMU, AYAH."

Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Ayah...

to All Fathers : "Jika anda mencintai ayah anda dan sekarang merasa sebagai seorang ayah, kirimlah cerita ini kepada orang lain, agar seluruh orang di dunia ini dapat mencintai dan menyayangi ayahnya dan mencintai kita sebagai seorang ayah.

NOTE:
-Berbahagialah anda yang masih memiliki Ayah.
-Lakukanlah yang terbaik untuknya.
-Berbahagialah anda yang menjadi ayah.
-Lakukanlah yang terbaik untuk keluarga anda

Titip Ibuku ya Allah


" Nak, bangun... udah adzan
subuh. Sarapanmu udah ibu siapin di meja... "
Tradisi ini sudah berlangsung 20 tahun, sejak pertama kali aku bisa
mengingat.

" Ibu sayang... ga usah
repot-repot Bu, aku dan adik-adikku udah dewasa "

pintaku pada Ibu pada suatu pagi. Wajah tua itu langsung
berubah. Pun ketika Ibu mengajakku makan siang di sebuah
restoran. Buru-buru kukeluarkan uang dan kubayar semuanya. Ingin kubalas jasa
Ibu selama ini dengan hasil keringatku. Raut sedih itu tak bisa
disembunyikan.

Kenapa Ibu mudah sekali sedih ? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin sekarang
fasenya aku mengalami kesulitan memahami Ibu karena dari sebuah artikel yang
kubaca ... orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan cenderung untuk
bersikap kanak-kanak ..... tapi entahlah.... Niatku ingin membahagiakan malah
membuat Ibu sedih. Seperti biasa, Ibu tidak akan pernah mengatakan apa-apa

Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya,

" Bu, maafin aku kalau telah
menyakiti perasaan Ibu. Apa yang bikin Ibu sedih ? "

Kutatap sudut-sudut mata Ibu, ada genangan air mata di sana . Terbata-bata
Ibu
berkata,

" Tiba-tiba Ibu merasa kalian
tidak lagi membutuhkan Ibu. Kalian sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri
sendiri. Ibu tidak boleh lagi menyiapkan sarapan untuk kalian, Ibu tidak bisa
lagi jajanin kalian. Semua sudah bisa kalian lakukan sendiri "

Ah, Ya Allah, ternyata buat seorang Ibu .. bersusah payah melayani
putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan.

Satu hal yang tak pernah kusadari sebelumnya. Niat
membahagiakan bisa jadi malah membuat orang tua menjadi sedih karena kita
tidak
berusaha untuk saling membuka diri melihat arti kebahagiaan dari sudut
pandang
masing-masing.

Diam-diam aku bermuhasabah. .. Apa yang telah kupersembahkan untuk Ibu dalam
usiaku sekarang ? Adakah Ibu bahagia dan bangga pada putera putrinya ? Ketika
itu kutanya pada Ibu, Ibu menjawab,

" Banyak sekali nak kebahagiaan
yang telah kalian berikan pada Ibu. Kalian tumbuh sehat dan
lucu ketika bayi adalah kebahagiaan . Kalian berprestasi di sekolah adalah
kebanggaan buat Ibu. Kalian berprestasi di pekerjaan adalah kebanggaan
buat
Ibu . Setelah dewasa, kalian berprilaku
sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu kebahagiaan buat Ibu. Setiap kali
binar mata kalian mengisyaratkan kebahagiaan di situlah kebahagiaan orang
tua."

Lagi-lagi aku
hanya bisa berucap,

" Ampunkan aku ya Allah kalau
selama ini sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada Ibu. Masih banyak
alasan ketika Ibu menginginkan sesuatu. "

Betapa sabarnya Ibuku melalui liku-liku kehidupan. Sebagai
seorang wanita karier seharusnya banyak alasan yang bisa dilontarkan Ibuku
untuk "cuti" dari pekerjaan rumah atau menyerahkan tugas itu kepada
pembantu. Tapi tidak! Ibuku seorang yang idealis. Menata keluarga,
merawat dan mendidik anak-anak adalah hak
prerogatif seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan kepada siapapun. Pukul 3
dinihari Ibu bangun dan membangunkan kami untuk tahajud. Menunggu subuh
Ibu ke
dapur menyiapkan sarapan sementara aku dan adik-adik sering tertidur lagi...

Ah, maafin kami Ibu ... 18 jam sehari sebagai "pekerja" seakan tak
pernah membuat Ibu lelah.. Sanggupkah aku ya Allah ?

" Nak... bangun nak, udah azan
subuh .. sarapannya udah Ibu siapin dimeja.. "

Kali ini aku lompat segera.. kubuka pintu
kamar dan kurangkul Ibu sehangat mungkin, kuciumi pipinya yang mulai keriput,
kutatap matanya lekat-lekat dan kuucapkan,

" Terimakasih Ibu, aku beruntung
sekali memiliki Ibu yang baik hati, ijinkan aku membahagiakan Ibu...".

Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan. .. Cintaku ini milikmu, Ibu... Aku
masih sangat membutuhkanmu. .. Maafkan aku yang belum bisa menjabarkan arti
kebahagiaan buat dirimu..

ibu ... terima kasih
untuk kasih sayang yang tak pernah usai,
tulus cintamu takkan mampu
untuk terbalaskan


ibu ... semoga tuhan
memberikan kedamaian dalam hidupmu,
putih kasihmu kan abadi
dalam hidupku


Sahabat.. tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan
dengan kalimat "aku sayang padamu...",

namun begitu, Rasulullah menyuruh kita untuk menyampaikan
rasa cinta yang kita punya kepada orang yang kita cintai karena Allah.

 
Ayo kita mulai dari orang terdekat yang sangat mencintai kita
... Ibu dan ayah walau mereka tak pernah meminta dan mungkin telah tiada.

Percayalah.. . kata-kata itu akan membuat mereka sangat berarti dan bahagia.

Wallaahua'lam

"Ya Allah, cintai Ibuku, beri aku
kesempatan untuk bisa membahagiakan Ibu..., dan jika saatnya nanti Ibu Kau
panggil, panggillah dalam keadaan khusnul khatimah. Ampunilah segala
dosa-dosanya dan sayangilah ia sebagaimana ia menyayangi aku selagi aku kecil
"
“Ya Allah, ampunilah dosa dan kesalahan kami ,.
dosa dan kesalahan yang telah kami lakukan kepada ibu dan bapak kami ,.
dan ampunilah dosa dan kesalahan mereka ,. serta kasih sayangilah mereka sebagaimana mereka telah mengasih sayangi kami di waktu kami masih kecil .... “
Amiin Ya Rabbal 'Alamiin ...

"Titip Ibuku ya Allah"