Senin, 27 Juni 2011

Keharmonisan Rumah Tangga Rasulullah Shallahu 'Alaihi Wa Sallam

Di bawah naungan rumah tangga yang bersahaja di situlah tinggal sang istri, pahlawan di balik layar pembawa ketenangan dan kesejukan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Dunia itu penuh dengan kenikmatan. Dan sebaik-baik kenikmatan dunia adalah istri yang shalihah.” (Lihat Shahih Jami’ Shaghir karya Al-Albani)

Di antara keelokan budi pekerti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan keharmonisan rumah tangga beliau ialah memanggil ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dengan nama kesayangan dan mengabarkan kepadanya berita yang membuat jiwa serasa melayang-layang.

Aisyah radhiyallah ‘anha menuturkan, “Pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadanya, ‘Wahai ‘Aisy (panggilan kesayangan ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha), Malaikat Jibril ‘alaihissalam tadi menyampaikan salam buatmu.” (Muttafaq ‘alaih)

Bahkan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam selaku Nabi umat ini yang paling sempurna akhlaknya dan paling tinggi derajatnya telah memberikan sebuah contoh yang berharga dalam hal berlaku baik kepada sang istri dan dalam hal kerendahan hati, serta dalam hal mengetahui keinginan dan kecemburuan wanita. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menempatkan mereka pada kedudukan yang diidam-idamkan oleh seluruh kaum hawa. Yaitu menjadi seorang istri yang memiliki kedudukan terhormat di samping suaminya.


Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan, “Suatu ketika aku minum, dan aku sedang haidh, lantas aku memberikan gelasku kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan beliau meminumnya dari mulut gelas tempat aku minum. Dalam kesempatan lain aku memakan sepotong daging, lantas beliau mengambil potongan daging itu dan memakannya tepat di tempat aku memakannya.” (HR. Muslim)

Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam tidaklah seperti yang diduga oleh kaum munafikin atau seperti yang dituduhkan kaum orientalis dengan tuduhan-tuduhan palsu dan pengakuan-pengakuan bathil. Bahkan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam lebih memilih etika berumah tangga yang paling elok dan sederhana.


Diriwayatkan oleh ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mencium salah seorang istri beliau, kemudian berangkat menunaikan shalat tanpa memperbaharui wudhu’.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)


Dalam berbagai kesempatan, beliau selalu menjelaskan dengan gamblang tingginya kedudukan kaum wanita di sisi beliau. Mereka kaum hawa memiliki kedudukan yang agung dan derajat yang tinggi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menjawab pertanyaan ‘Amr bin Al-’Ash radhiyallah ‘anhu seputar masalah ini, beliau jelaskan kepadanya bahwa mencintai istri bukanlah suatu hal yang tabu bagi seorang lelaki yang normal.


Amr bin Al-’Ash radhiyallahu ‘anhu pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Siapakah orang yang paling engkau cintai?” beliau menjawab, “‘Aisyah!” (Muttafaq ‘alaih)

Barangsiapa yang mengidamkan kebahagiaan rumah tangga, hendaklah ia memperhatikan kisah- kisah ‘Aisyah radhiyallah ‘anha bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Bagaimana kiat-kiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membahagiakan ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha ia berkata, “Aku biasa mandi berdua bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari satu bejana.” (HR. Al-Bukhari)

Rasulullah tidak melewatkan kesempatan sedikit pun kecuali beliau manfaatkan untuk membahagiakan dan menyenangkan istri melalui hal-hal yang dibolehkan.

Aisyah radhiyallah ‘anha mengisahkan,


Pada suatu ketika aku ikut bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah lawatan. Pada waktu itu aku masih seorang gadis yang ramping. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan rombongan agar bergerak terlebih dahulu. Mereka pun berangkat mendahului kami. Kemudian beliau berkata kepadaku, “Kemarilah! sekarang kita berlomba lari.” Aku pun meladeninya dan akhirnya aku dapat mengungguli beliau. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam hanya diam saja atas keunggulanku tadi. Hingga pada kesempatan lain, ketika aku sudah agak gemuk, aku ikut bersama beliau dalam sebuah lawatan. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan rombongan agar bergerak terlebih dahulu. Kemudian beliau menantangku berlomba kembali. Dan akhirnya beliau dapat mengungguliku. Beliau tertawa seraya berkata, “Inilah penebus kekalahan yang lalu!” (HR. Ahmad)


Sungguh! merupakan sebuah bentuk permainan yang sangat lembut dan sebuah perhatian yang sangat besar. Beliau perintahkan rombongan untuk berangkat terlebih dahulu agar beliau dapat menghibur hati sang istri dengan mengajaknya berlomba lari. Kemudian beliau memadukan permainan yang lalu dengan yang baru, beliau berkata, “Inilah penebus kekalahan yang lalu!”


Bagi mereka yang sering bepergian melanglang buana serta memperhatikan keadaan orang-orang yang terpandang pada tiap-tiap kaum, pasti akan takjub terhadap perbuatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau adalah seorang Nabi yang mulia, pemimpin yang selalu berjaya, keturunan terhormat suku Quraisy dan Bani Hasyim. Pada saat-saat kejayaan, beliau kembali dari sebuah peperangan dengan membawa kemenangan bersama rombongan pasukan besar. Meskipun demikian, beliau tetap seorang yang penuh kasih sayang dan rendah hati terhadap istri-istri beliau para Ummahaatul Mukiminin radhiyallah ‘anhun. Kedudukan beliau sebagai pemimpin pasukan, perjalanan panjang yang ditempuh, serta kemenangan demi kemenangan yang diraih di medan pertempuran, tidak membuat beliau lupa bahwa beliau didampingi para istri-istri kaum hawa yang lemah yang sangat membutuhkan sentuhan lembut dan bisikan manja. Agar dapat menghapus beban berat perjalanan yang sangat meletihkan.


Diriwayatkan oleh Imam Bukhari bahwa ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kembali dari peperangan Khaibar, beliau menikahi Shafiyyah binti Huyaiy radhiyallahu ‘anha. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mengulurkan tirai di dekat unta yang akan ditunggangi untuk melindungi Shafiyyah radhiyallah ‘anha dari pandangan orang. Kemudian beliau duduk bertumpu pada lutut di sisi unta tersebut, beliau persilakan Shafiyyah radhiyallah ‘anha untuk naik ke atas unta dengan bertumpu pada lutut beliau.

Pemandangan seperti ini memberikan kesan begitu mendalam yang menunjukkan ketawadhu’an beliau. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selaku pemimpin yang berjaya dan seorang Nabi yang diutus- memberikan teladan kepada umatnya bahwa bersikap tawadhu’ kepada istri, mempersilakan lutut beliau sebagai tumpuan, membantu pekerjaan rumah, membahagiakan istri, sama sekali tidak mengurangi derajat dan kedudukan beliau. 

Sumber : Sehari di Kediaman Rasulullaahi Shalallaahu alaihi wasalam, Abdul Malik Al-Qasim
Artikel : http://kisahmuslim.com/

Minggu, 26 Juni 2011

Tetaplah Tersenyum


Bismillahirrahmaanirrahiim ...
Bila kondisi hari ini masih seperti kemarin di mana harapan belum menjelma menjadi nyata. Tetaplah tersenyum. Bukan berarti Allah mengabaikan doa-doa kita. Kita tahu, Allah adalah Dzat Yang Maha Mengabulkan doa-doa hamba-Nya.“Berdoalah kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkannya…” (QS Al mu'min:60). 


Tak ada yang dapat meragukan janji-Nya. Doa kepada-Nya ibarat sebuah investasi. Tak akan pernah membuat investornya merugi. Karena penjaminnya adalah Dzat Yang Maha Pemurah, Yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Dzat Yang Maha Welas Asih itu, tak akan pernah ingkar janji. Tidak akan sia-sia munajat yang kita mohonkan pada-Nya, baik di waktu siang apalagi di sepertiga malam. Ketika lebih banyak makhluk-Nya pulas, dalam dekapan dinginnya malam dan hangatnya selimut tebal.

Bila belum ada perubahan berarti tentang rencana-rencana kita, tetaplah tersenyum. Allah lebih mengetahui apa-apa yang baik untuk kita. Yakinlah, bahwa:“Sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah pasti akan datang, maka janganlah kalian minta untuk disegerakan.” (QS An Nahl:1). 


Allah Maha Mengetahui kapan sesuatu pas untuk kita, baik dalam sisi timing maupun momentnya. Allah, Pencipta alam raya ini, adalah sutradara hebat, yang tidak akan membiarkan kita terpuruk dalam keburukan. Selama kita yakin akan kekuasaan-Nya, yakin akan kasih sayang-Nya.
Jika semua serasa mandeg, tak ada kemajuan berarti. Tetaplah juga tersenyum. Allah punya cara sendiri untuk membuat kita senantiasa dekat dengan-Nya. Mungkin, semua ini dibuat-Nya untuk kita agar kita senantiasa hanyut dalam sujud-sujud panjang di penghujung malam. Senantiasa larut dalam tangis penuh harap, dalam buaian doa-doa panjang nan khuyuk. 


Semua tak akan tersia-sia begitu saja. Allah, mencatat setiap upaya yang kita lakukan dan doa yang kita panjatkan. Segala sesuatu yang kita perbuat, sekecil apa pun itu, akan menuai balasan di sisi-Nya kelak. Niatkan semuanya hanya untuk meraih ridha-Nya, agar perjuangan hebat ini tak hanya bermakna sementara. InsyaAllah kita akan memetik buahnya kelak, di waktu yang telah Ia tentukan.
Dunia ini fana. Tak ada yang kekal didalamnya. Pun perjuangan ini, pengorbanan ini, juga kesulitan ini. InsyaAllah, suatu hari nanti, harapan akan berbuah kebahagiaan. Akan menjelma menjadi kemudahan. Karena, sekali lagi, Allah telah menjamin: 


“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS Al Insyirah: 5-6) 


“Allah pasti akan memberikan kemenangan atau mengadakan keputusan yang lain dari sisi-Nya.” (QS Al Maidah:52) 


Tetaplah berbaik sangka kepada-Nya. Tetaplah berharap sepenuh hati kepada-Nya. Tetaplah gantungkan asa setinggi apa pun itu, hanya kepada-Nya. Sekali lagi, hanya kepada-Nya.
“Sesungguhnya, rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS Al A'raf: 56) 


“…Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (QS Yusuf: 87). 


Dan, jika akhirnya harapan tidak menjelma seperti yang kita idamkan, tetaplah terus berbaik sangka kepada Tuhan Yang Maha Mengetahui. Karena, 


“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS Al Baqarah: 216). 


Teruslah berjuang. Demi sebuah azzam yang dipancangkan untuk meraih ridho Ilahi Robbi.
Wallohua'lam bishshowwab. 

Oleh: Ary Nur Azizah

Damba Cinta Mu


Tuhanku ampunkanlah segala dosaku
Tuhanku maafkanlah, kejahilan hambaMu
Kusering melanggar laranganmu
Dalam sedar ataupun tidak
Kusering meninggalkan suruhanMu
Walau sedar aku milikMu

Tuhanku ampunkanlah segala dosaku
Tuhanku maafkanlah kejahilan hambaMu

Bilakah diri ini kan kembali
Kepada fitrah sebenar
Pagiku ingat petang ku alpa
Begitulah silih berganti

Oh Tuhanku Kau pimpinlah
Diri ini Yang mendamba cintaMu
Aku lemah Aku jahil
Tanpa pimpinan dariMu

Ku sering depanMu
Sering jua kumemungkiri
Ku pernah menangis keranaMu
Kemudian ketawa semula
Bilakah diri ini kembali
Kepada fitrah sebenar
pagi ku ingat petang ku alpa
Begitulah silih berganti

Oh Tuhanku, kau pimpilah diri ini
Yang mendamba cintaMu
Aku lemah aku jahil tanpa pimpinan dari mu
Kau Pengasih Kau penyayang Kau Pengampun
Kepada hamba-hambamu
Selangkah ku kepadaMu Seribu Langkah kau padaku

Tuhan diri ini tidak layak ke syurgaMu
Tapi tidak pula aku snaggup kenerakaMu

Kutakut kepadaMu
Kuharap jua padaMu
Mogaku kan selamat dunia akhirat
Seperti rasul dan sahabat

By : Raihan 

Kisah Wortel Telur Dan Kopi

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api. Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api. Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya, “Apa yang kau lihat, nak?”"Wortel, telur, dan kopi” jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras. Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, “Apa arti semua ini, Ayah?”

Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi ‘kesulitan’ yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.

Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak.

Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras.

Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut

“Kamu termasuk yang mana?,” tanya ayahnya. “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?”

Bagaimana dengan kamu?

Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.”

“Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?.”

“Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.”

“Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.”

“Ada raksasa dalam setiap orang dan tidak ada sesuatupun yang mampu menahan raksasa itu kecuali raksasa itu menahan dirinya sendiri”.



Kamis, 16 Juni 2011

Rabb, Akankah Aku Mendapatkannya ...

Terasa amat perih hati ini ketika ku ingat bahwa "Laki-laki yang baik adalah untuk wanita yang baik, dan wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik pula".

Sungguh aku yakin bahwa jodoh setiap manusia telah ditetapkan sebelum ia terlahir kedunia ini, tapi aku juga takut jika dengan dalih seperti itu aku menjadi orang enggan untuk memperbaiki diri "toh jika jodohku memang ditakdirkan baik, tanpa menjadi lelaki yang baikpun pasti aku juga mendapatkannya".

Astaghfirullahal'adziim, Ya Allah, maafkanlah diriku jika tidak pernah terbesit dalam hati kami niat untuk semakin dekat padaMu.

Rasa itu semakin perih dan air matapun tak bisa kubendung, ketika kulihat kenyataan bahwa memang benar bahwa yang terjadi adalah semakin hari aku berjalan semakin jauh dari garis lurus yang telah ditetapkan. Hampir semua hal baik yang dulu sering ku kerjakan, kini berangsur-angsur mulai ku tinggalkan.
Jangankan bangun tengah malam untuk berdo'a dan bermunajat pada-Mu, shalat wajib pun kini terkesan enggan dan selalu di undur-undur waktunya. Puasa sunah dan membaca Al Qur'an kini telah hilang bagai di telan bumi. Bersedekah, beristighfar sungguh amat jarang aku lakukan, apalagi untuk berdzikir di sela-sela waktuku yang bisa terbilang tak ada selanya, aah... mana mungkin...

Astaghfirullaahal'adziim, Ya Allah, maafkanlah diriku atas segala dosa dan kesalahan yang sudah teramat sering kulakukan, maafkanlah diriku yang belum bisa sepenuhnya mensyukuri atas apa yang telah Engkau berikan. Jangan Engkau biarkan diriku menjadi manusia yang selalu memburu dunia yang hanya sementara ini dan melupakan kehidupan akhirat yang abadi.
Ya Allah, jangan Engkau biarkan diriku semakin condong kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk. bimbinglah dan tuntunlah diriku, berikanlah jalan terbaik bagiku agar aku bisa berjalan kembali pada garis lurus yang telah Engkau tetapkan.

"Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyaatinaa qurrataa a'yunin waj'alnaa lil muttaqiina imaaman"

Amiin Ya Rabbal 'Alamiin ...


 

::: Doa Terindah Dari Ayahanda Tercinta Untuk Anaknya (Semoga Allah memuliakan Bapak ) :::

   بسم الله الرحمن الرحيمYaa Allah ....Yaa Arhamarrahimin...
dengan nama-MU Yang Maha Pengasih - Maha Penyayang ku bermohon....

Yaa Allah... Yaa Al Muhaimin - Yang Maha Pemelihara...
Aku serahkan anakku di bawah perlindungan kalimat Allah yang sempurna dari ganguan setan, mara bahaya dan dari pandangan yang penuh kedengkian.

Ya Allah...
berkahilah anakku, janganlah Engkau celakan dia, karuniailah aku ketaatannya, jadikanlah dia buah hati Nabi Muhammad SAW dan kedua orang tuanya.

Ya Al `Aliim -- Yang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu) ...
berilah dia ilmu para arifin, jadikanlah dia faqih (alim) dalam agama, ajarkan kepadanya pengetahuan takwil, dan tuntunlah dia ke jalan yang lurus dan benar, dan jadikanlah dia ulama yang mengamalkan ilmunya, dan masukkanlah dia ke dalam golongan hamba-Mu yang saleh.

Ya Rabb... jadikanlah dia orang-orang yang memberi petunjuk dan mendapat petunjuk.

Ya Allah
berilah dia taufik untuk menyintai-Mu, mentaati-Mu dan mencari keridhoan-Mu. Ajarkanlah kepada dia semua yang bermanfaat dan berilah dia manfaat dari semua yang Kau ajarkan.

Ya Allah
lindungilah dia dari segala fitnah, baik yang nyata maupun tersembunyi, dan juga dari segala macam kejahatan.

Ya Allah
mudahkanlah urusannya, dan perbaikilah keadaan, perbuatan dan niatnya.

Ya Allah... Yaa As Salaam - Yang Maha Memberi Kesejahteraan....
berilah dia kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat.

Ya Allah.... Yaa Syakuur...
bantulah dia agar dapat mengingat-Mu, mensyukuri nikmat-Mu, dan beribadah kepada-Mu dengan sebaik-baik amal ibadah.


Ya Allah akhirilah semua urusannya dengan keberhasilan dan selamatkanlah dia dari kehinaan dunia dan akhirat.


Ya Allah
jadikanlah pendengaran, pandangan dan kekuatannya menyenangi jalan petunjuk-Mu, dan jadikanlah hawa nafsunya (keinginannya) patuh pada ajaran yang dibawa oleh kekasih-Mu Muhammad SAW.


Ya Allah
selamatkanlah dia, berilah kesehatan dan maafkanlah dia, panjangkan umurnya dalam ketaatan dan keridhoan-Mu, terimalah amalnya, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu dan Engkaulah yang patut megabulkan doa. Dan limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad SAW serta kepada para keluarga dan sahabatnya.


Yaa Allah .... Yaa Mujiib....
perkenankanlah do'a hamba.... Aamiin Yaa Rabbal'alamiin..

Robbana aatina fid dunyaa hasanah, wa fil aakhiroti hasanah, wa qinaa ‘adzaban naar

....................................
by : Ayahanda Tercinta Bapak Sugianto Parjan 




*** Note : 
Aamiin...aamiin Ya Allah Aamiin Ya Rabbal alamiin

Bapak indah nian doa ini, sangat menyentuh , nanda  berulang2  bacanya sampai  menitikkan airmata haru..,sungguh lembut hatimu Bapak, ...
Semoga Allah membalasnya  kepada Bapak dan keluarga dengan  kebaikan diatas kebaikan ,
dengan  kemuliaan diatas kemuliaan,
Semoga Bapak selalu dalam lindungan Ilahi , Berlimpah Rahmat, Berkah, Hidayah dan  berlimpah Cinta, Kasih dan Sayang  NYA.....aamiin Ya Allah Aamiin Ya Rabbal alamiin


Bapak , terimakasih  tak terhingga atas ketulusan hati bapak mendoakan kami,... Ya Rabb muliakanlah ayahandaku ini  dengan kemuliaan-MU dan Limpahkanlah  segala Kebaikan MU pada Bapak , didunia ini dan akhir masa nanti...
Aamiin Ya Allah Aamiin Ya Rabbal alamiin...

wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam  hormat dan takzim  : Bulan Cahaya 


Selasa, 07 Juni 2011

AL-QUR'AN MENJAWAB KETIKA KITA DIUJI

Sahabat,..
Sangat manusiawi sekali ketika ujian itu datang, hati kita berontak..,
susah menerimanya.....
dan….Kita selalu bertanya tanya kenapa aku diuji?.... , kenapa seberat ini?..., kenapa doaku belum terkabul?...., Bagaimana cara mengatasinya?



INILAH JAWABAN DARI AYAT2 ALQUR'AN
Yuk kita simak...:

KENAPA AKU DIUJI ???

Jawab : QS Al Mulk ayat 2
"Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia MENGUJI kamu, siapa di antara kamu yang LEBIH BAIK PERBUATANNYA. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun."

Jawab: QS. Al-Ankabut ayat 2-3
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka DIBIARKAN (saja) mengatakan: "Kami telah BERIMAN", sedang mereka tidak DIUJI lagi? Dan sesungguhnya kami TELAH MENGUJI orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang BENAR dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang DUSTA.”

DIUJI DALAM BENTUK APA?

Jawab : Al-Baqarah ayat 155-157
"Dan sungguh akan Kami berikan COBAAN kepadamu, dengan SEDIKIT KETAKUTAN, KELAPARAN, KEKURANGAN HARTA, JIWA dan BUAH-BUAHAN. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun"Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

BAGAIMANA AKU HARUS MENGHADAPINYA ???

Jawab : QS. Al-Imran ayat 200
” Hai orang-orang yang beriman, BERSABARLAH kamu dan KUATKANLAH KESABARANMU dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan BERTAKWALAH kepada Allah, supaya kamu beruntung.”

“…dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (Al-Baqarah: 177)

“Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran: 146)

“Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Anfal: 46)


Jawab : QS. Al-Baqarah ayat 45
“Jadikanlah SABAR dan SHALAT sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang KHUSYU'.”


Jawab : QS Ath-Thalaq ayat 2-4
" Barangsiapa yang BERTAKWA kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya JALAN KELUAR. Dan memberinya RIZKI dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang BERTAWAKKAL kepada Allah niscaya Allah akan MENCUKUPKAN (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu."
"Dan barangsiapa yang BERTAKWA kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya KEMUDAHAN dalam urusannya."

SIAPA TEMAN KITA DALAM MENGHADAPI UJIAN?

Jawab : QS Al-Kahfi ayat 28
"Dan BERSABARLAH kamu BERSAMA-SAMA dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas."

KENAPA AKU TIDAK MENDAPATKAN APA YANG AKU IDAM-IDAMKAN???

Jawab: QS. Al-Baqarah ayat 216
”Boleh jadi kamu MEMBENCI sesuatu, padahal ia AMAT BAIK bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu MENYUKAI sesuatu, padahal ia AMAT BURUK bagimu; ALLAH MENGETAHUI, sedang KAMU TIDAK MENGETAHUI.”

KENAPA UJIAN SEBERAT INI???

Jawab: QS. Al-Baqarah ayat 286
"Allah tidak membebani seseorang melainkan SESUAI DENGAN KESANGGUPANNYA. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo`a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma`aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".

RASA FRUSTASI ???

Jawab: QS. Al-Imran ayat 139
” Janganlah kamu bersikap LEMAH, dan janganlah (pula) kamu BERSEDIH hati, padahal kamulah orang-orang yang PALING TINGGI (derajatnya), jika kamu orang-orang yang BERIMAN.”

APA YANG AKU DAPAT DARI SEMUA INI ???

Jawab : QS Ar Ra'd ayat 23-24
"... (yaitu) surga `Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): "Salamun `alaikum bima shabartum" (KESELAMATAN BUAT KAMU DISEBABKAN KESABARANMU). Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu."

KEPADA SIAPA AKU BERHARAP ???

Jawab 1 : QS Al Fatihah ayat 5
"HANYA kepada Engkaulah kami MENYEMBAH dan HANYA kepada Engkaulah kami MOHON PERTOLONGAN."
Jawab 2 : QS. Attaubah ayat 129
“CUKUPLAH Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. HANYA kepada-Nya aku BERTAWAKKAL dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung."

AKU TAK DAPAT BERTAHAN LAGI ???

Jawab : QS. Yusuf ayat 87
”dan JANGANLAH kamu BERPUTUS ASA dari RAHMAT Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang KAFIR."

Sahabatku.., sudah jelas bukan, semua pertanyaan pertanyaan yang ada dalam benak kita di setiap ujian yang kita hadapi sebenarnya ada dlm Al Qur'an, Dan SELAMAT buat sahabat yang saat ini sedang di uji.., itu berarti :

1. Allah mau menguji kita karena kita akan diberi predikat ORANG BERIMAN dan orang yang SUKSES dan BERBUAT YANG TERBAIK.

2. Walau qadla' dan qadarNya sangat menyakitkan, tapi itulah yang TERBAIK buat kita Menurut Allah.

3. Allah sudah sangat Tahu kadar kesanggupan HambaNya untuk menerima ujian dari-Nya, makin berat UJIAN maka makin tinggi DERAJAT & KEMULIAAN yang di berikan Allah pada HambaNya..asalkan kita IKHLASH dan SABAR menerimanya

4. Kita di suruh BERSABAR dan BERTAKWA agar lulus dari UJIAN karena di balik ujian ini akan ada PERTOLONGAN ALLAH dan KEUNTUNGAN yang luar biasa.

5. Kita di support oleh Allah Subhanahu Wa ta 'ala dalam menghadapi ujian ini.

SAHABAT ....
BETAPA KITA DIUJI KARENA ALLAH SAYANG PADA KITA,
KARENA ALLAH INGIN KITA MENDEKAT KEPADA-NYA..
KARENA ALLAH INGIN HAMBANYA MENANGIS HANYA KARENA DIA ....

MARI KITA BERBENAH DAN TERUS BERBENAH ....
UNTUK MEMPERSEMBAHKAN YANG TERBAIK DALAM HIDUP KITA ... HANYA KARENA DAN UNTUK ALLAH SEMATA ....

INSYAALLAH .... KEMULIAAN SERTA DERAJAT YANG TINGGI AKAN DIBERIKAN ALLAH BAGI KITA DENGAN SENANG HATI ...

---------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber : Catatan dari Ibu Nadia Alatas
Oleh : Alex Hartono

Kisah Cinta Zulebid

Syahdan, di Madinah, tinggallah seorang pemuda bernama Zulebid. Dikenal sebagai pemuda yang baik di kalangan para sahabat. Juga dalam hal ibadahnya termasuk orang yang rajin dan taat. Dari sudut ekonomi dan finansial, ia pun tergolong berkecukupan. Sebagai seorang yang telah dianggap mampu, ia hendak melaksanakan sunnah Rasul yaitu menikah. Beberapa kali ia meminang gadis di kota itu, namun selalu ditolak oleh pihak orang tua ataupun sang gadis dengan berbagai alasan.
Akhirnya pada suatu pagi, ia menumpahkan kegalauan tersebut kepada sahabat yang dekat dengan Rasulullah.
“Coba engkau temui langsung Baginda Nabi, semoga engkau mendapatkan jalan keluar yang terbaik bagimu”, nasihat mereka.
Zulebid kemudian mengutarakan isi hatinya kepada Baginda Nabi. Sambil tersenyum beliau berkata:
“Maukah engkau saya nikahkan dengan putri si Fulan?”
“Seandainya itu adalah saran darimu, saya terima. Ya Rasulullah, putri si Fulan itu terkenal akan kecantikan dan keshalihannya, dan hingga kini ayahnya selalu menolak lamaran dari siapapun.”
“Katakanlah aku yang mengutusmu”, sahut Baginda Nabi.
“Baiklah ya Rasul”, dan Zulebid segera bergegas bersiap dan pergi ke rumah si Fulan.
Sesampai di rumah Fulan, Zulebid disambut sendiri oleh Fulan
“Ada keperluan apakah hingga saudara datang ke rumah saya?” Tanya Fulan.
“Rasulullah saw yang mengutus saya ke sini, saya hendak meminang putrimu si A.” Jawab Zulebid sedikit gugup.
“Wahai anak muda, tunggulah sebentar, akan saya tanyakan dulu kepada putriku.” Fulan menemui putrinya dan bertanya, “bagaimana pendapatmu wahai putriku?”
Jawab putrinya, “Ayah, jika memang ia datang karena diutus oleh Rasulullah saw, maka terimalah lamarannya, dan aku akan ikhlas menjadi istrinya.”
Akhirnya pagi itu juga, pernikahan diselenggarakan dengan sederhana. Zulebid kemudian memboyong istrinya ke rumahnya.
Sambil memandangi wajah istrinya, ia berkata,” Duhai Dinda yang di wajahnya terlukiskan kecantikan bidadari, apakah ini yang engkau idamkan selama ini? Bahagiakah engkau dengan memilihku menjadi suamimu?”
Jawab istrinya, “Engkau adalah lelaki pilihan rasul yang datang meminangku. Tentu Allah telah menakdirkan yang terbaik darimu untukku. Tak ada kebahagiaan selain menanti tibanya malam yang dinantikan para pengantin.”
Zulebid tersenyum. Dipandanginya wajah indah itu ketika kemudian terdengar pintu rumah diketuk. Segera ia bangkit dan membuka pintu. Seorang laki-laki mengabarkan bahwa ada panggilan untuk berkumpul di masjid, panggilan berjihad dalam perang.
Zulebid masuk kembali ke rumah dan menemui istrinya.
“Duhai istriku yang senyumannya menancap hingga ke relung batinku, demikian besar tumbuhnya cintaku kepadamu, namun panggilan Allah untuk berjihad melebihi semua kecintaanku itu. Aku mohon keridhaanmu sebelum keberangkatanku ke medan perang. Kiranya Allah mengetahui semua arah jalan hidup kita ini.”
Istrinya menyahut, “Pergilah suamiku, betapa besar pula bertumbuhnya kecintaanku kepadamu, namun hak Yang Maha Adil lebih besar kepemilikannya terhadapmu. Doa dan ridhaku menyertaimu”
***
Zulebid lalu bersiap dan bergabung bersama tentara muslim menuju ke medan perang. Gagah berani ia mengayunkan pedangnya, berkelebat dan berdesing hingga beberapa orang musuh pun tewas ditangannya. Ia bertarung merangsek terus maju sambil senantiasa mengumandangkan kalimat Tauhid. Ketika sebuah anak panah dari arah depan tak sempat dihindarinya. Menancap tepat di dadanya. Zulebid terjatuh, berusaha menghindari anak panah lainnya yang berseliweran di udara. Ia merasa dadanya mulai sesak, nafasnya tak beraturan, pedangnya pun mulai terkulai terlepas dari tangannya. Sambil bersandar di antara tumpukan korban, ia merasa panggilan Allah sudah begitu dekat. Terbayang wajah kedua orangtuanya yang begitu dikasihinya. Teringat akan masa kecilnya bersama-sama saudaranya. Berlari-larian bersama teman sepermainannya. Berganti bayangan wajah Rasulullah yang begitu dihormati, dijunjung dan dikaguminya. Hingga akhirnya bayangan rupawan istrinya. Istrinya yang baru dinikahinya pagi tadi. Senyum yang begitu manis menyertainya tatkala ia berpamitan. Wajah cantik itu demikian sejuk memandangnya sambil mendoakannya. Detik demi detik, syahadat pun terucapkan dari bibir Zulebid. Perlahan-lahan matanya mulai memejam, senyum menghiasinya. Zulebid pergi menghadap Ilahi, gugur sebagai syuhada.
***
Senja datang. Angin mendesau, sepi. Pasir-pasir beterbangan. Berputar-putar…
Rasulullah dan para sahabat mengumpulkan syuhada yang gugur dalam perang. Di antara para mujahid tersebut terdapatlah tubuh Zulebid yang tengah bersandar di tumpukan mayat musuh. Akhirnya dikuburkanlah jenazah zulebid di suatu tempat. Berdampingan dengan para syuhada lain.
Tanpa dimandikan… Tanpa dikafankan… Tanah terakhir ditutupkan ke atas makam Zulebid. Rasulullah terpekur di samping pusara tersebut. Para sahabat terdiam membisu. Sejenak kemudian terdengar suara Rasulullah seperti menahan isak tangis. Air mata berlinang dari pelupuk mata beliau. Lalu beberapa waktu kemudian beliau seolah-olah menengadah ke atas sambil tersenyum. Wajah beliau berubah menjadi cerah. Belum hilang keheranan sahabat, tiba-tiba Rasulullah menolehkan pandangannya ke samping seraya menutupkan tangan menghalangi arah pandangan mata beliau.
Akhirnya keadaan kembali seperti semula. Para shahabat lalu bertanya-tanya, ada apa dengan Rasulullah.
“Wahai Rasulullah, mengapa di pusara Zulebid engkau menangis?”
Jawab Rasul, “Aku menangis karena mengingat Zulebid. Oo… Zulebid, pagi tadi engaku datang kepadaku minta restuku untuk menikah dan engkau pun menikah hari ini juga. Ini hari bahagia. Seharusnya saat ini Engkau sedang menantikan malam Zafaf, malam yang ditunggu oleh para pengantin.”
“Lalu mengapa kemudian Engkau menengadah dan tersenyum?” Tanya sahabat lagi.
“Aku menengadah karena kulihat beberapa bidadari turun dari langit dan udara menjadi wangi semerbak dan aku tersenyum karena mereka datang hendak menjemput Zulebid,” Jawab Rasulullah.
“Dan lalu mengapa kemudian Engkau memalingkan pandangannya dan menoleh ke samping?” Tanya mereka lagi.
“Aku mengalihkan pandangan menghindar karena sebelumnya kulihat, saking banyaknya bidadari yang menjemput Zulebid, beberapa diantaranya berebut memegangi tangan dan kaki Zulebid. Hingga dari salah satu gaun dari bidadari tersebut ada yang sedikit tersingkap betisnya.”
***
Di rumah, istri Zulebid menanti sang suami yang tak kunjung kembali. Ketika terdengar kabar suaminya telah menghadap sang Ilahi Rabbi, Pencipta segala Maha Karya. Malam menjelang. Terlelap ia, sejenak berada dalam keadaan setengah mimpi dan nyata. Lamat-lamat ia seperti melihat Zulebid datang dari kejauhan. Tersenyum, namun wajahnya menyiratkan kesedihan pula.
Terdengar Zulebid berkata, “Istriku, aku baik-baik saja. Aku menunggumu disini. Engkaulah bidadari sejatiku. Semua bidadari disini apabila aku menyebut namamu akan menggumamkan cemburu padamu. Dan kan kubiarkan engkau yang tercantik di hatiku.”
Istri Zulebid, terdiam. Matanya basah. Ada sesuatu yang menggenang disana. Seperti tak lepas ia mengingat acara pernikahan tadi pagi. Dan bayangan suaminya yang baru saja hadir. Ia menggerakkan bibirnya. “Suamiku, aku mencintaimu. Dan dengan semua ketentuan Allah ini bagi kita. Aku ikhlas.”

Nasihat Qur’ani Tentang Pernikahan



Bismillahirrahmaanirahiim ..........

Dengan kerendahan hati mari kita simak pesan2 Al-qur'an tentang tujuan hidup yang sebenarnya Nasehat ini untuk semuanya ...........
Untuk mereka yang sudah memiliki arah.........
Untuk mereka yang belum memiliki arah.........
Dan untuk mereka yang tidak memiliki arah. nasehat ini untuk semuanya.......
Semua yang menginginkan kebaikan.

Saudaraku.............
Nikah itu ibadah.......
Nikah itu suci,ingat itu......
Memang nikah itu bisa karena harta, bisa karena kecantikan, bisa karena keturunan dan bisa karena agama.
Jangan engkau jadikan harta, keturunan maupun kecantikan sebagai alasan............
karena semua itu akan menyebabkan celaka. Jadikan agama sebagai alasan........
Engkau akan mendapatkan kebahagiaan.

Saudaraku..........
Tidak dipungkiri bahwa keluarga terbentuk karena cinta........
Namun......jika cinta engkau jadikan sebagai landasan, maka keluargamu akan rapuh, akan mudah hancur.
Jadikanlah " ALLAH " sebagai landasan......
Niscaya engkau akan selamat Tidak saja dunia, tapi juga akherat.......
Jadikanlah ridho Allah sebagai tujuan......
Niscaya mawaddah, sakinah dan rahmah akan tercapai.

Saudaraku...........
Jangan engkau menginginkan menjadi raja dalam "istanamu"......
Disambut istri ketika datang dan dilayani segala kebutuhan.......
Jika ini kau lakukan " istanamu " tidak akan langgeng.....
Lihatlah manusia ter-agung Rasulullah saw....
Tidak marah ketika harus tidur di depan pintu, beralaskan sorban, karena sang istri tercinta tidak mendengar kedatangannya.
Tetap tersenyum meski tidak mendapatkan makanan tersaji dihadapannya ketika lapar........
Menjahit sendiri bajunya yang robek........

Saudaraku.........
Jangan engkau menginginkan menjadi ratu dalam "istanamu "........
Disayang, dimanja dan dilayani suami......
Terpenuhi apa yang menjadi keinginanmu........
Jika itu engkau lakukan " istanamu " akan menjadi neraka bagimu

Saudaraku............
Jangan engkau terlalu cinta kepada istrimu.........
Jangan engkau terlalu menuruti istrimu......
Jika itu engaku lakukan akan celaka....
Engaku tidak akan dapat melihat yang hitam dan yang putih, tidak akan dapat melihat yang benar dan yang salah.....
Lihatlah bagaimana Allah menegur " Nabi "-mu tatkala mengharamkan apa yang Allah halalkan hanya karena menuruti kemauan sang istri. Tegaslah terhadap istrimu.................
Dengan cintamu, ajaklah dia taat kepada Allah.......
Jangan biarkan dia dengan kehendaknya........
Lihatlah bagaimana istri Nuh dan Luth...........
Di bawah bimbingan manusia pilihan, justru mereka menjadi penentang.....
Istrimu bisa menjadi musuhmu...........
Didiklah istrimu........
Jadikanlah dia sebagai Hajar, wanita utama yang loyal terhadap tugas suami, Ibrahim. Jadikan dia sebagai Maryam, wanita utama yang bisa menjaga kehormatannya......
Jadikan dia sebagai Khadijah, wanita utama yang bisa mendampingi sang suami Rasulullah saw menerima tugas risalah.....
Istrimu adalah tanggung jawabmu....
Jangan kau larang mereka taat kepada Allah.....
Biarkan mereka menjadi wanita shalilah.... Biarkan mereka menjadi Hajar atau Maryam........
Jangan kau belenggu mereka dengan egomu...

Saudaraku.......
Jika engkau menjadi istri.........
Jangan engkau paksa suamimu menurutimu......
Jangan engkau paksa suamimu melanggar Allah......
Siapkan dirimu untuk menjadi Hajar, yang setia terhadap tugas suami.....
Siapkan dirimu untuk menjadi Maryam, yang bisa menjaga kehormatannya....
Siapkan dirimu untuk menjadi Khadijah, yang bisa mendampingi suami menjalankan misi.
Jangan kau usik suamimu dengan rengekanmu....
Jangan kau usik suamimu dengan tangismu....
Jika itu kau lakukan.....
Kecintaannya terhadapmu akan memaksanya menjadi pendurhaka................
jangan..........

Saudarau........
Jika engaku menjadi Bapak......
Jadilah bapak yang bijak seperti Lukmanul Hakim Jadilah bapak yang tegas seperti Ibrahim Jadilah bapak yang kasih seperti Rasulullah saw Ajaklah anak-anakmu mengenal Allah..........
Ajaklah mereka taat kepada Allah.......
Jadikan dia sebagai Yusuf yang berbakti.......
Jadikan dia sebagai Ismail yang taat.......
Jangan engkau jadikan mereka sebagai Kan'an yang durhaka.

Mohonlah kepada Allah..........
Mintalah kepada Allah, agar mereka menjadi anak yang shalih.....
Anak yang bisa membawa kebahagiaan.

Saudaraku........
Jika engkau menjadi ibu....
Jadilah engaku ibu yang bijak, ibu yang teduh....
Bimbinglah anak-anakmu dengan air susumu....
Jadikanlah mereka mujahid.........
Jadikanlah mereka tentara-tentara Allah.....
Jangan biarkan mereka bermanja-manja.....
Jangan biarkan mereka bermalas-malas..........
Siapkan mereka untuk menjadi hamba yang shalih....
Hamba yang siap menegakkan Risalah Islam.

AMIN

Oleh : Aliyah Ash-Shofiyah 

Sabtu, 04 Juni 2011

Pesan dari Hujan



Pagi ini aku dapat pesan dari hujan. Katanya dia datang sebagai rahmat dari Tuhanku. Dia akan menyirami rerumputan, pepohonan, ladang, sawah, dan pekarangan milik kami. Karena akan sangat merepotkan jika kami harus menyirami seisi bumi. Jika hujan tidak datang, bagaimana mungkin tanaman bisa tumbuh, daun-daun bisa silih berganti muncul, biji-bijian bisa terisi, bunga-bunga bisa bermekaran, dan buah bisa ranum menguning.

”Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diatur-Nya menjadi sumber-sumber di bumi kemudian ditumbuhkannya-Nya dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu Kami melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal”. (QS.Az-Zumar,39:21).

Siang ini aku juga dapat pesan dari hujan. Dan lagi-lagi dia bilang dia diperintahkan datang sebagai rahmat dari Tuhanku. Sungai yang mulai mengering, waduk yang mulai menyusut, sumur yang mulai menurun permukaannya kini kembali terisi. Kami tak khawatir lagi tak bisa masak, minum, wudlu, mandi, dan mencuci. Ternak kami pun bisa terus makan, minum dan menghasilkan.

Dialah yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanaman-tanaman; zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.’‘ (An-Nahl, 10-11)

Malam inipun hujan belum beranjak pergi, dan dia masih setia mengirimkan pesannya untukku. Pesan itu masih sama, dia turun sebagai rahmat dari Tuhanku. Dia turun dengan butirannya yang tidak berat laksana bongkahan kerikil, dia turun dengan kadar yang seharusnya. Tanpa menjadikan genting kami roboh, kepala kami sakit dan tanah pijakan kami hancur. Tanpa menjadikannya terasa asin sehingga tak bisa kami minum. Dia turun merata di sekeliling tanpa harus menghalaunya dengan tangan kami, sehingga orang-orang di sekitar kami pun akan merasakan rahmat ini.

Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)-nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih. Maka, kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan, seperti) gunung-gunung. Maka, ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.” (Annur ayat 43)

Maka terangkanlah kepada-Ku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkannya? Kalau Kami kehendaki, nisaya Kami jadikan dia asin, maka mengapa kamu tidak bersyukur.” (Al Waaqi’ah, 68-70)

Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya tiba-tiba mereka menjadi gembira.”(Ar-Ruum, 48)

Lagi-lagi, hujan mengirim pesan kepadaku. Dia tak pernah diturunkan untuk menjadi bencana. Dia hanyalah air yang turun dan terus mengalir ke bawah, menjadikan akar pepohonan sebagai pegangan, mencari jalan yang lapang untuk terus mengalir dan mencari muara di ujung perjalanannya. Lalu jika pegangan itu hilang, tumpukan sampah menghalangi jalannya dan muara itu tak ada lagi, bagaimana dia bisa melewatinya?

Sedangkan dia hanya air yang terus ingin mengalir. Jika akhirnya dia tak mampu tersimpan dan menumpahkannya di tengah-tengah kami, apakah dia tak lagi menjadi rahmat?

Dan sekali lagi, hujan mengirim pesan kepadaku, katanya ”sampai kapanpun aku adalah rahmat dari Tuhanmu, tapi dirimulah yang membuat rahmat itu menghilang dan merubahnya menjadi bencana”.

Astaghfirullah- al-’adzîm al-ladzî lâ ilâha illâ huwa al-hayyul-qayyûm wa atûbu ilaih

Wahai kawan, apakah kau juga menerima pesan dari hujan?

*Salatiga, rintik hujan sore hari…

Ummu Syudaha’



Ada pepatah yang tak asing di telinga kita: Di belakang tokoh mulia, pasti ada wanita mulia. Al-Khansa’ bin Amr, sosok wanita mulia itu, adalah salah satunya. Shahabiyah (sahabat wanita Rasulullah saw.) ini sukses mengantarkan keempat putranya menjadi mujahid sejati, hingga mereka meraih kedudukan paling mulia: menjadi syuhada.

Al-Khansa’ adalah penyair wanita pertama dan utama. Ia penyair dua zaman: zaman Jahiliah dan zaman Islam. Para sejarahwan sepakat bahwa sejarah tak pernah mengenal wanita yang lebih jago bersyair daripada al-Khansa’, sebelum maupun sepeninggal dirinya.

Tatkala mendengar dakwah Islam, al-Khansa’ datang bersama kaumnya, Bani Sulaim, menghadap Rasulullah saw. dan menyatakan keislaman mereka.
Dalam sebuah riwayat disebutkan, bahwa al-Khansa’ dan keempat putranya ikut serta dalam Perang al-Qadisiyyah. Menjelang malam pertama mereka di al-Qadisiyyah, al-Khansa’ berwasiat kepada putra-putranya:

Anakku, kalian telah masuk Islam dengan taat dan berhijrah dengan penuh kerelaan. Demi Allah Yang tiada tuhan yang haq selain Dia. Kalian adalah putra dari laki-laki yang satu sebagaimana kalian juga putra dari wanita yang satu. Aku tak pernah mengkhianati ayah kalian, tak pernah mempermalukan paman kalian, juga nenek moyang kalian dan tak pernah menyamarkan nasab kalian.

Kalian semua tahu betapa besar pahala yang Allah siapkan bagi orang-orang yang beriman ketika berjihad melawan orang-orang kafir. Ketahuilah, negeri akhirat yang kekal jauh lebih baik daripada dunia yang fana ini. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah dan kuatkanlah kesabaran kalian, tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung (TQS Ali Imran [2]: 200).

Andaikata esok kalian masih diberi kesehatan oleh Allah, maka perangilah musuh kalian dengan gagah berani, mintalah kemenangan atas musuh kalian dari Ilahi.

Jika pertempuran mulai sengit dan api peperangan mulai menyala, terjunlah kalian ke jantung musuh, dan habisi pemimpin mereka saat perang tengah berkecamuk. Mudah-mudahan kalian meraih ghanimah dan kemuliaan di negeri yang kekal dan penuh kenikmatan..

Terdorong oleh nasihat ibunya, esoknya keempat putranya maju ke medan perang dan tampil dengan gagah berani. Mereka bangkit demi mewujudkan impian sang ibunda. Tatkala fajar menyingsing, majulah keempat putranya menuju kamp-kamp musuh. Sesaat kemudian, dengan pedang terhunus, anak pertama memulai serangannya sambil bersyair: Saudaraku, ingatlah pesan ibumu/tatkala di waktu malam menasihatimu/Nasihatnya sungguh jelas dan tegas: majulah dengan geram dan wajah muram/ Yang kalian hadapi hanyalah anjing-anjing Sasan/yang mengaum geram/Mereka telah yakin akan kehancurannya/maka pilihlah kehidupan tenteram/atau kematian penuh keberuntungan.

Ibarat anak panah, anak pertama melesat ke tengah-tengah musuh dan berperang mati-matian hingga akhirnya gugur sebagai syuhada.

Berikutnya, giliran anak kedua maju menyerang sembari melantunkan syair: Ibunda, wanita hebat dan tabah/pendapatnya sungguh tepat dan penuh hikmah/Ia perintah kita dengan cahaya/sebagai nasihat tulus bagi putranya/Majulah tanpa pusingkan jumlah mereka/dan raihlah kemenangan nyata/atau kematian mulia di Surga Firdaus yang kekal selamanya.

Kemudian ia bertempur hingga titik darah penghabisan, menyusul saudaranya ke alam baka, menjadi syuhada.
Selanjutnya anak ketiga ambil bagian. Ia maju mengikuti jejak saudaranya, seraya bersyair: Demi Allah, takkan kudurhakai perintah ibunda/perintah yang sarat kasih dan cinta/Sebagai bakti nan tulus dan kejujuran/majulah dengan gagah ke medan perang/hingga pasukan Kisra tunggang-langgang/atau biarkan mereka terang/bagaimana cara berjuang/Jangan mundur karena itu tanda pecundang/raihlah kemenangan meski maut menghadang.

Kemudian ia terus bertempur hingga terbunuh sebagai syuhada.

Tibalah giliran anak terakhir yang menyerang. Ia maju seraya melantunkan syair: Aku bukanlah anak al-Khansa’ maupun Akhram/tidak juga Amr atau leluhur mulia/Jika tak menghalau pasukan Ajam/melawan bahaya dan menyibak barisan tentara/Demi kemenangan yang menanti dan kejayaan/ataukah kematian di jalan yang lebih mulia.

Ia lalu bertempur habis-habisan. Akhirnya, ia pun gugur, juga sebagai syuhada.

Tatkala mendengar keempat putranya gugur sebagai syudaha, al-Khansa’ malah dengan tenang berkata, “Segala pujian milik Allah Yang telah memuliakanku dengan kesyahidan mereka. Aku berharap kepada Allah agar Dia mengumpulkan aku bersama mereka dalam naungan rahmat-Nya.” (Lihat: Al-Isti’ab fi Ma’rifah al-Ashhab, II/90-91. Lihat juga: Nisa’ Hawl ar-Rasul).

*****

Tentu, lahirnya para mujahid dan para syuhada tak mungkin tiba-tiba. Mereka tercipta melalui proses pendidikan serta pembinaan yang amat panjang, yang penuh dengan kesungguhan dan pengorbanan. Tak lupa, mereka juga adalah produk dari sebuah keteladanan. Al-Khansa’ adalah seorang mujahidah. Wajar jika dari rahimnya lahir pula para mujahid. Wajar pula jika seorang ulama (seperti Imam Syafii) lahir dari ibunda yang juga ulama. Juga wajar jika seorang pengemban dakwah dan pejuang Islam sejati lahir dari ibunda yang sama: ibunda pengemban dakwah dan pejuang Islam sejati. Sudahkah sosok itu ada dalam diri para orangtua, khususnya para ibunda? Jika belum, mungkinkah akan lahir generasi pengemban dakwah dan pejuang Islam sejati; atau akan lahir generasi para ulama besar seperti Imam Syafii; atau akan lahir generasi para syuhada, sebagaimana halnya putra-putra al-Khansa’?

Semoga kita sebagai orangtua, khususnya para ibunda, bisa seperti al-Khansa’: menjadi ummu syuhada’ (ibunda para syuhada). Amin.

sumber : hizbut-tahrir.or.id 


Jumat, 03 Juni 2011

Ya Allah, mohon berilah keberkahan kepada kami di dalam bulan Rajab


Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Sahabat Rahimakumullah
Waktu bergulir dan tanpa terasa, seiring dengan tenggelamnya matahari sore, kita sama-sama telah memasuki tanggal 1 bulan Rajab 1432 H.   Sebagaimana kita ketahui, Bulan Rajab adalah salah satu dari Empat Bulan Haram atau yang dimuliakan ALLAH Ta’ala (Bulan Dzulkaidah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab).

ALLAH SWT berfirman: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi ALLAH adalah dua belas bulan, dalam ketetapan ALLAH di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan Ketahuilah bahwasanya ALLAH beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS. At Taubah 36)

Fenomena pergantian bulan di mata seorang muslim adalah salah satu sarana untuk mengingat kekuasaan ALLAH Ta’ala dan dalam rangka untuk mengambil ibrah dalam kehidupan juga sebagai sarana ibadah.

Karena itu, pergantian bulan dalam bulan-bulan Hijrah kita disunnahkan untuk berdo’a, terutama ketika melihat hilal atau bulan pada malam harinya. Do’a yang diajarkan oleh Baginda Rasulullah saw. adalah:

“Ya ALLAH, Jadikanlah bulan ini kepada kami dalam kondisi aman dan hati kami penuh dengan keimanan, dan jadikanlah pula bulan ini kepada kami dengan kondisi selamat dan hati kami penuh dengan keislaman. Rabb ku dan Rabb mu ALLAH. Bulan petunjuk dan bulan kebaikan.” (HR. Tirmidzi)

Untuk belajar memuliakan bulan-bulan yang Allah dan Rasul-Nya muliakan, saya kutipkan di bawah ini hadist-hadist tentang Bulan Rajab dari buku “Keaguangan Rajab dan Sya’ban” karya Abdul Manan bin Haji Muhammad Sobari, Penerbit Republika, 1992.

Rasulullah SAW bersabda,: “Sesungguhnya Rajab adalah bulan Allah, dan Sya’ban adalah bulanku, serta Ramadhan adalah bulan ummatku.” (Duratun Nashihin 1: 163)

Rasulullah SAW bersabda,:“Apabila telah datang hari Kiamat, maka ada suara memanggil: ‘Dimana para ahli Rajab?’

Maka memancarlah sinar, kemudian disusul oleh para malaikat yang diikuti pula oleh para ahli Rajab, dan mereka semua melewati Shirathal Mustaqim bagaikan halilintar yang menyambar. Selanjutnya mereka sujud kepada Allah karena bersyukur telah melintasi Shirathal Mustaqim.

Maka Allah SWT berfirman:” Wahai para ahli Rajab, angkatlah kepalamu pada hari ini sebab kamu sekalian telah bersujud di dunia pada bulan-Ku (Rajab). Pergilah kalian ke tempatmu masing-masing.” (Duratun Nashihin 1: 165-166)

Shaum di Bulan Rajab
Menurut sebagian besar Ulama, Shaum dalam bulan Rajab, sebagaimana dalam bulan-bulan mulia lainnya hukumnya sunnah.

Diriwayatkan dari Mujibah al-Bahiliyah, Rasulullah aw. Bersabda: “Puasalah pada bulan-bulan haram (mulia).” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Rasulullah saw. juga bersabda: “Kerjakanlah ibadah apa yang engkau mampu, sesungguhnya ALLAH tidak pernah bosan hingga kalian bosan”.

Ibnu Hajar, dalam kitabnya “Tabyinun Ujb”, menegaskan bahwa tidak ada hadits, baik sahih, hasan, maupun dha’if yang menerangkan keutamaan puasa di bulan Rajab.

Bahkan beliau meriwayatkan tindakan Sahabat Umar yang melarang mengkhususkan bulan Rajab dengan berpuasa.

Ditulis oleh Imam Asy Syaukani dalam Kitabnya, Nailul Authar, menerangkan bahwa Ibnu Subki meriwayatkan dari Muhamad bin Manshur As Sam’ani yang mengatakan bahwa tidak ada hadis yang kuat yang menunjukkan kesunahan puasa Rajab secara khusus.

Disebutkan juga bahwa Ibnu Umar memakruhkan puasa Rajab, sebagaimana Abu Bakar al-Tarthusi yang mengatakan bahwa puasa Rajab adalah makruh, karena tidak ada dalil yang kuat.

Namun demikian, sesuai pendapat Imam Asy Syaukani, bila semua hadits yang secara khusus menunjukkan keutamaan bulan Rajab dan disunahkan puasa di dalamnya kurang kuat untuk dijadikan landasan, maka hadits-hadits yang umum, seperti yang disebut di atas, itu cukup menjadi hujah atau landasan.

Di samping itu, karena juga tak ada dalil yang kuat yang memakruhkan puasa di bulan Rajab.

Do’a Bulan Rajab
Bulan Rajab merupakan awal untuk menghadapi Bulan Suci Ramadhan. SubhanALLAH, Rasulullah saw. menyiapkan diri untuk menyambut Bulan Suci Ramadhan selama dua bulan berturut sebelumnya, yaitu bulan Rajab dan bulan Sya’ban. Dengan berdoa dan memperbanyak amal shalih.

Do’a keberkahan di bulan Rajab.

Bila memasuki bulan Rajab, Nabi saw. mengucapkan, “Allaahumma Baarik Lana Fii Rajaba Wa Sya’baana, Wa Ballighna Ramadhaana. “Ya ALLAH, berilah keberkahan pada kami di dalam bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan.”

Memperbanyak amal shaleh, seperti shaum sunnah, terutama di bulan Sya’ban. Diriwayat oleh Imam al-Nasa’i dan Abu Dawud, disahihkan oleh Ibnu Huzaimah. Usamah berkata pada Nabi saw.

“Wahai Rasulullah, saya tidak melihat Rasul melakukan puasa (sunnah) sebanyak yang Engkau lakukan dalam bulan Sya’ban.’ Rasul menjawab: ‘Bulan Sya’ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadhan yang dilupakan oleh kebanyakan orang. Di bulan itu perbuatan dan amal baik diangkat ke Tuhan semesta alam, maka aku ingin ketika amalku diangkat, aku dalam keadaan puasa.”

Keutamaan Bulan Rajab

Dikutip dari sebagian kitab Durratun Nasihin hasil karya dari Syeikh Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syaakir Alkhaubawiyyi

“Barangsiapa menghidupkan malam pertama bulan Rajab / berjaga malam dengan ibadah, maka hatinya tidak mati dimana hati orang-orang lain sama mati dan Allah melimpahkan kebaikan yang banyak dari arah kepalanya, bahkan menjadi bersih dari dosa, sebagaimana waktu dia dilahirkan oleh ibunya dan dia bisa memberikan pertolongan / syafa’at terhadap tujuh puluh ribu orang yang berdosa yang seharusnya masuk neraka.” ( Demikian di “Lubbih Albaabi oelh Al Maulaa Taajul Arifin” – A’rajiyyah )

“Pada malam mi’raj, saya melihat sebuah sungai yang airnya lebih manis dari pada madu, lebih sejuk dari pada es dan lebih harum dari pada minyak misik, maka saja bertanya kepada Jabrail” “Untuk siapakah sungai ini ?’’ Dia menjawab: “ini untuk orang yang membaca shalawat untuk engkau dibulan Rajab”

Muqatil ra meriwayatkan “Bahwa sesungguhnya dibelakang gunung Qaf terdapat sebuah bumi berwarna putih, yang debunya seperti perak, luasnya tujuh kali dunia ini dan penuh dengan para malaikat, yang kalau sekiranya sebatang jarum jatuh niscaya mengenai mereka. Dan masing-masing malaikat memegang sebuah bendera yang bertuliskan “Laa ilaaha illallahu MuhammadurRasuulullaah”. Mereka berkumpul pada tiap-tiap malam jum’at dibulan Rajab disekitar gunung Qaf, serta bertawadhu’ tunduk dengan memohonkan keselamatan bagi umat Nabi Muhammad seraya berdo’a :

“Rabbanaar ham ummata Muhammadin wa laa tu’adzdzibhum”
Artinya,"Ya Tuhan kami, belas kasihanilah umat Muhammad dan jangan Engkau Siksa.

Dan mereka para malaikat, memohonkan ampunan dan tadharru’ merendahkan diri kepada Allah sampai waktu shubuh.

Maka Allah berfirman: “Yaa Malaaikatii wa ‘izzatii wa jalaalii qad ghafartu lahum
“Hai para malaikatKu, demi keperkasaanKu dan ketinggianKu, sungguh mereka telah Aku ampuni ( Majaalisl Abraari )

Dihikayatkan, bahwa ada seorang perempuan, ahli ibadah bertempat tinggal di Baitil Maqdis; bila datang bulan Rajab maka tiap-tiap hari dia membaca “Qul huwallahu ahad” dua belas ribu kali, sebagai penghormatan kepada bulan Rajab itu dan dia menaggalkan pakaian kebesarannya dan mengenakan pakaian biasa. Pada suatu bulan Rajab orang perempuan itu menderita sakit sehingga terpaksa berwasiyat kepada anaknya agar supaya nantinya dia dikebumikan beserta pakaian biasannya.

Ketika meninggal dunia ternyata mayatnya dikafani oleh anaknya dengan kain baik yang tinggi harganya, karena riyaa kepada manusia / agar mendapat pujian dari manusia.

Pada suatu malam anaknya bermimpi berjumpa ibunya yang belum lama dikebumikan. Ibunya berkata kepadanya; “Hai anakku, mengapa engkau tidak melaksanakan wasiyatku, sungguh aku tidak rela kepadamu’. Seketika terbangunlah dia dengan terkejut lagi ketakutan. Pagi harinya dia menggali kubur ibunya, ternyata tidak dia dapatkan ibunya didalam kubur itu, maka binggunglah dia sambil ragu dan menangis keras sekali. Kemudian dia mendengar suara mengundang; “Hai, tahukah engkau, barangsiapa yang mengagungkan bulanKu, bulan Rajab, Aku tidak meninggalkan dia sendirian didalam kubur”.

( Zubdatul Waa’izdiina )

Abu Bakar berkata : “Apabila telah lewat sepertiga malam jum’at dari bulan Rajab, maka semua malaikat dilangit dan dibumi berkumpul di ka’bah. Maka Allah melihat mereka dan berkata : “Hai para malaikatku, mintalah kamu sekalian apa apa yang kamu kehendaki, mereka menjawab “Tuhan kami, hajat kami ialah agar supaya Engkau berkenan memberi ampunan kepada siapa saja yang berpuasa dibulan Rajab”

Allah berfirman: “Sungguh mereka telah kuampuni”

Dari Siti Aisyah r.a berkata, Nabi SAW bersabda :“Semua manusia dalam keadaan lapar dihari qiyamat kecuali para Nabi, para keluarganya dan orang yang berpuasa pada bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadhan, maka sungguh mereka kenyang serta tidak ada rasa lapar dan haus bagi mereka” ( Zubdztul Waa’izdiina )

“Apabila telah datang hari Qiyamat, maka ada suara memanggil: “Dimana para ahli Rajab ( yang berpuasa, sholat malam, yang bershalawat dan yang memperbanyak ibadah ) ?, maka memancarlah sinar, kemudian diikuti oleh Jibrail dan mikail, dan diikuti pula oleh para ahli Rajab. Dan mereka semua melewati jembatan ( Shirathal Mustaqim ) laksana halilintar yang menyambar. Kemudian mereka sujud kepada Allah untuk bersyukur karena mereka sudah bisa melewati jembatan tadi. Maka Allah berfirman : “Hai para ahli Rajab, angkatlah kepalamu pada hari ini, sebab kamu sekalian telah bersujud didunia dibulan Rajab-Ku dan pergilah ketempatmu masing-masing”.

Tsauban bercerita: “Kami bersama-sama Rasulullah berjalan melewati sebuah kubur, maka Nabi berhenti kemudian menangis sampai keras sekali, lalu berdo’a kepada Allah, maka saya bertanya kepadanya : “mengapa engkau menangis wahai Rasulullah ?

Beliau menjawab: “Hai Tsauban, mereka itu sama disiksa dikubur mereka ini dan saya berdo’a kepada Allah , maka Dia ( Allah ) meringankan siksa mereka.

Kemudian Rasulullah bersabda: “Hai Tsauban, kalau sekiranya mereka mau berpuasa satu hari saja dibulan Rajab dan mau tidak tidur semalam saja dibulan Rajab, niscaya mereka tidak disiksa dikubur mereka”.

Saya bertanya: “Ya Rasulullah, apakah hanya berpuasa satu hari dan tidak tidur / sholat semalam saja bisa menolak siksa kubur ?” Nabi bersabda: “Hai Tsauban, demi Allah Dzat yang telah mengutus saya sebagai Nabi, tidak seorang muslim laki-laki dan perempuan yang berpuasa satu hari dan mengerjakan sholat malam sekali dibulan Rajab dengan niyat karena Allah , kecuali Allah mencatat baginya seperti berpuasa satu tahun dan mengerjakan sholat malam satu tahun”.

"Allahumma bariklana fii Rajab wa Sya'ban wa balighna Ramadhan, Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban dan mohon sampaikan kami ke bulan Ramadhan" Amiin

Selamat memasuki bulan Rajab, Semoga kita sama2 dapat meningkatkan iman kita di bulan Rajab ini dan senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan.Amiin Amiin Ya Rabbal Alamiin

Wallâhualam bissawwâb.

Bârakallâhu lî wa lakum,

Billahit taufiq wal hidayah

Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Oleh : Imam Pudji Hartono