Senin, 28 Februari 2011

Anakku, Ketahuilah ... !!!


Biasanya seorang anak yang sudah dewasa, yang sedang bekerja di perantauan, yang sedang bersekolah atau kuliah, yang jauh dari kedua orang tuanya. . . akan sering merasa kangen sekali dengan Ibunya ...
Lalu bagaimana dengan Ayah ... ???

Apakah mungkin karena ibumu yang sering menelfon untuk menanyakan keadaanmu tiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Ayah-lah yang menginggatkan Ibu-mu untuk menelfonmu !!!
Ataukah mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ibu-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng. tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Ayah bekerja dan dengan wajah lelah, Ayah selalu menanyakan pada Ibu tentang kabarmu dan apa yang kamu lakukan seharian ???

Pada saat dirimu masih seorang anak kecil, Ayah-lah yang biasanya mengajarimu naik sepeda ...
Dan setelah Ayah mengangagapmu bisa, Ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu. sehingga ibu bilang : "jangan dulu Yah, jangan dilepas dulu roda bantunya ... " Ibu takut anaknya terluka.
Tapi sadarkah engkau ???
Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama, karena dia tahu bahwa anaknya "PASTI BISA"

Pada saat kamu menangis merengek minta mainan yang baru, Ibu menatapmu iba. Tetapi Ayah dengan tegas mengatakan : "boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang ..."
Tahukah kamu, Ayah melakukan itu karena ia tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat terpenuhi !!!

Saat kamu sakit pilek, kadang Ayah-mu sedikit membentak dengan berkata : "sudah dibilang, kamu jangan minum air dingin !!!"
Berbeda dengan Ibu, yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut..
ketahuilah, bahwa saat itu Ayah benar-benar khawatir dengan keadaanmu.

Ketika kamu beranjak remaja, kamu mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan Ayah dengan tegas tidak memperbolehkannya...
Ketahuilah, bahwa Ayah melakukan itu untuk menjagamu, karena bagi Ayah kamu adalah sesuatu yang sangat-sangat berharga.
Setelah itu kamu marah pada Ayah, dan Ibu-mu datang untuk menenangkanmu.
Ketahuilah, saat itu Ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, bahwa Ayah ingin sekali mengikuti keinginanmu, tetapi lagi-lagi ia HARUS menjagamu.

Saat kamu mulai lebih dipercaya dan Ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka Ayah-pun menunggumu di ruang tamu dengan perasaan khawatir. dan setelah perasaan itu berlarut-larut ... ketika melihatmu pulang larut malam, hati Ayah akan mengeras dam memarahimu.
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang sangat ditakuti Ayah akan segera datang. dan tahukah kamu apakah itu ???
"Bahwa anak kecilnya akan segera pergi meninggalkan Ayah ... "

Setelah kamu lulus SMA, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang yang TERBAIK.
Ketahuilah, bahwa itu semata karena Ayah sangat memikirkan masa depanmu nanti, tetapi toh Ayah tetap tersenyum dan mendukungmu atas pilihan anak-anaknya.

Ketika kamu telah menjadi dewasa, dan kamu harus pergi ke kota lain, Ayah harus melepaskanmu.
Ketahuilah, bahwa badan Ayah terasa kaku untuk memelukmu,. Ayah hanya bisa tersenyum sambil memberikan nasihat ini dan itu serta menyuruhmu agar berhati-hati.
Padahal Ayah ingin sekali menangis dan memelukmu erat-erat seperti yang dilakukan Ibumu.
Yang ia lakukah hanyalah menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu sambil berkata : "Jaga dirimu baik-baik ya sayang .,."
Tahukah kamu, bahwa Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT, kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Saat kamu butuh uang untuk membiayai kuliah dan atau kehidupanmu, orang yang pertama kali mengerutkan keningnya adala AYAH.
Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-teman yang lainnya.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta mainan, dan Ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan, kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah : "TIDAK ...... Tidak bisa !!!"
Padahal ketahuilah, dalam batin Ayah ia sangat ingin mengatakan : "Iya sayang, nanti akan Ayah belikan untukmu"
Dan ketahuilah, bahwa pada saat itu, Ayah merasa telah gagal membuat anaknya tersenyum.

Ketika kamu diwisuda dan akan diwisuda menjadi seorang sarjana, Ayah adalah orang pertama yang memberi tepuk tangan untukmu.
Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat kamu tidak manja, berhasil tumbuh dewasa dan telah menjadi seseorang.

Dan ahirnya ....
Saat Ayah melihatmu duduk di pelaminan nanti bersama seseorang yang menjadi pilihanmu, Ayah-pun akan tersenyum bahagia.
Dan lagi-lagi ketahuilah, Ayah pergi meninggalkanmu sebentar dan ia-pun menangis, ia menangis karena ia sangat bahagia kemudian ia berdo'a ...
Dalam lirih do'anya kepada Allah SWT, ia berkata : "Ya Allah, tugasku telah selesai, lindungilah anakku,,, Anak kecilku yang lucu dan sangat kucintai, kini telah menjadi dewasa,,, Bahagiakanlah ia bersama Ya Rabb ... "

Dan setelah itu Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk ...
Dengan rambut yang kian memutih, dan badan serta lengan yang tak lagi sekuat dulu, yang sudah tak mampu lagi untuk menjagamu dari bahaya ...
Ayah telah menyelesaikan tugasnya ...

Ayah kita ...
Ia adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat, bahkan ketika ia tidak kuat untuk tidak menangis ...
Ia harus terlihat tegas, bahkan saat ia ingin memanjakanmu ...
Ia adalah orang yang pertama kali yakin bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal ...
Dan Ia adalah orang yang akan selalu terlihat tegar, demi kita semua ... demi anak-anaknya ...

Renungan : Isi Hati Seorang Ayah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar