Minggu, 29 Mei 2011

Wahai Wanita, Engkau adalah Tiang ....

Bismiilahi walhamdulilahi la haula wala quwata ila billahi Nawaitul Lilahi Ta'ala......

Assalamu’alaikum warohmatullallhi wabarokaatuh, ..

Bismillahi minal Awwali wal Akhiri.....
Allaahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad. Allahumma shalli 'alaihi wa sallim wa adzhib hazana qalbiy fin-dunya wal-aakhirah.............

Bismillahirrahmanirrahim.........


Nabi bersabda: "wanita adalah tiang negara, jika baik wanita suatu negara maka baiklah negaranya. Dan jika rusak mereka maka akan hancur pulalah negaranya"

Nabi menamakan kaum wanita sebagai tiang dan tentu saja bukan tanpa alasan. Sebagaimana sifat tiang dalam sebuah bangunan. Ia adalah penentu kekuatan. Bisa jadi sebuah rumah terlihat indah dari luar namun jika tidak memiliki tiang yang kokoh, kerobohannya sudah bisa diperkirakan.

Wanita bukan hanya pintu pembuka, bukan pula atap tempat berteduh, ia bukan alas tempat kaki berpijak, bahkan bukan dinding sarana penutup aib dari pandangan orang. Ia adalah tiang, dan sekali lagi untuk sifat tiang jika ia dirobohkan roboh pulalah seluruh bangunan.

Bisa jadi laki-laki lebih pintar, tapi soal bermain dengan perasaan, wanita selalu tak terkalahkan. Bisa jadi lelaki lebih kuat tenaganya tapi urusan kesabaran menghadapi keruwetan selalu wanita lebih mampu menahan.maka, sekali lagi wanita adalah tiang, ia adalah tumpuan segenap permasalahan.

Baru-baru ini hasil penelitian membuktikan bahwa otak wanita yang kanan (untuk kemampuan berketrampilan) dan yang kiri (tempat mencerna pengetahuan) seimbang, sementara laki-laki memiliki kecendrungan otak kirinya lebih baik dari yang kanan. Wanita lebih mampu berketrampilan dan ia lebih bisa untuk melakukan dua hal sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Jangan marah kalau engkau mengajak anak perempuanmu berbicara serius dan dia sambil menjahit pakaian, karena ia tetap bisa berkonsentrasi meski sambil berkegiatan. sementara terhadap anak laki-lakimu mintalah mereka memandang matamu tanpa melakukan aktifitas apapun ketika engkau mengajak mereka bicara penting, karena tatkala otaknya bekerja pada sesuatu , urusan yang lain jadi terbengkalai. Ternyata sekali lagi benar nabi jika menyebut wanita sebagai tiang, karena sifat tiang adakah menjadi sandaran diciptakan berkemampuan melakukan banyak hal di waktu yang bersamaan.

Dengan segenap perbedaan wanita dan lelaki dicipta berlainan. mengapa harus menuntut persamaan hak dan kesejajaran jika perbedaan itu bukan sebuah perendahan namun justru pemuliaan kalau kita cerna lebih dalam.

Perbedaan cara berpakaian misalnya adalah sarana menghormati diri sendiri, karena wanita yang tak mempertontonkan aurotnya justru tengah melindungi dirinya dari kejahatan laki-laki yang tak bertanggung jawab atas dirinya. Adanya hak talak hanya dimiliki kaum laki-laki adalah cara paling aman untuk menghindari perceraian, karena bagaimanapun wanita lebih mudah hanyut dalam perasaan dan mudah terbawa emosi dibanding kaum lelaki yang logika lebih bermain untuk mereka.

Maka ketika wanita membicarakan kesetaraan gender misalnya mereka tidak sedang melakukan kecuali berpindah kodrat dan kembali pada nilai rendah yang sebelum islam diturunkan. Sungguh bukan sedang menuju kesempurnaan. Karena kesempurnaan wanita adalah ketika ia menjadi tiang. tempat sandaran untuk anak-anaknya. Tempat keluh kesah suaminya. Tempat beragam macam kegiatan mampu ia lakukan dalam waktu bersamaan.

Maka,wahai para tiang, tak usah ingin menjadi atap, pintu, dinding atau yang lain.. tetaplah menjadi tiang yang menjalankan fugsi tiang, karena bagaimanapun yang terpenting dalam sebuah tatanan adalah tiang, langkah awal perubahan semua bergantung dari engkau. ketika engkau kokoh dan tegar seluruh bangunan menjadi demikian..

Ditulis oleh : Ust. Halimah Alaydrus
Di atas awan, dalam pesawat menuju saudi arabia
20 mei 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar