Buat para suami-suami, seringkali kita
memperdebatkan dan memperbincangkan permasalahan yang berkaitan dengan
kebahagiaan berumah tangga.
Seorang bapak (suami), pernah bertanya
dalam sebuah dialog interaktif konsultasi keluarga di sebuah situs Islam
lokal, tentang bagaimana mendapatkan kasih sayang dan pengabdian istri.
Dan yang tidak kalah ‘heboh’, tidak sedikit pertanyaan yang
ujung-ujungnya ingin melakukan poligami dengan berbagai alasan tentunya.
Poligami, jelas sangat diperbolehkan dan
dicontohkan oleh baginda Rasul meski pun dalam tradisi dan budaya
masyarakat kita, beristri lebih dari satu masih merupakan hal yang
dianggap tidak lazim bahkan tabu.Namun
sepertinya, ada hal yang sering terlupakan oleh para suami, sudahkah
kita mencontoh Rasulullah dalam urusan romantisme berumah tangga?
Sehingga Nabi SAW karena romantismenya yang luar biasa terhadap para
istri beliau tidak pernah kita mendengar ada masalah yang besar dalam
rumah tangga bersama para istrinya.
Jadi, untuk sementara kesampingkan dulu
masalah seperti ketidakbahagiaan beristri yang usianya lebih tua, rumah
tangga tidak harmonis, sehingga memunculkan wacana yang saat ini sedang
ngetrend; poligami.
Padahal sesungguhnya jika kita mau merenunginya kembali, bisa jadi permasalahan utamanya sangat sederhana; kita kurang romantis!
Mari kemudian kita cermati tauladan dari
Rasulullah, manusia agung yang sangat romantis terhadap istri-istrinya
sebelum kita bicarakan niat atau kemungkinan untuk berpoligami.
Rasulullah SAW adalah contoh yang terbaik
seorang suami yang mengamalkan sistem Poligami. Baginda Nabi sangat
romantis kepada semua istrinya.
Dalam satu kisah diceritakan, pada suatu hari istri-istri Rasul berkumpul ke hadapan suaminya dan bertanya, “Diantara istri-istri Rasul, siapakah yang paling disayangi?”. Rasulullah SAW hanya tersenyum lalu berkata, “Aku akan beritahukan kepada kalian nanti”Setelah itu, dalam kesempatan yang berbeda, Rasulullah memberikan sebuah kepada istri-istrinya masing-masing sebuah cincin seraya berpesan agar tidak memberitahu kepada istri-istri yang lain.
Lalu suatu hari hari para istri Rasulullah itu berkumpul lagi dan mengajukan pertanyaan yang sama. Lalu Rasulullah SAW menjawab, “Yang paling aku sayangi adalah yang kuberikan cincin kepadanya”. Kemudian, istri-istri Nabi SAW itu tersenyum puas karena menyangka hanya dirinya saja yang mendapat cincin dan merasakan bahwa dirinya tidak terasing.
Masih ada amalan-amalan lain yang bisa dilakukan untuk mendapatkan suasana romatis seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Apabila pasangan suami istri berpegangan tangan, dosa-dosa akan keluar melalui celah-celah jari mereka”.
Rasulullah SAW selalu berpegangan tangan dengan Aisyah ketika di dalam rumah. Beliau acapkali memotong kuku istrinya, mandi janabat bersama, atau mengajak salah satu istrinya bepergian, setelah sebelumnya mengundinya untuk menambah kasih dan sayang di antara mereka.
Baginda Nabi SAW juga selalu memanggil istri-istrinya dengan panggilan yang menyenangkan dan membuat hati berbunga-bunga. “Wahai si pipi kemerah-merahan” adalah contoh panggilan yang selalu beliau ucapkan tatkala memanggil Aisyah.
Itulah sedikit contoh romantisme
Rasulullah SAW yang dapat kita teladani dan praktekkan dalam kehidupan
berumah tangga. Tentu, masih banyak contoh romantisme lainnya.
Kepada suami-suami yang baik, mulailah bersikap lembut dan berupaya membuat sang istri selalu mengembang senyumnya. Peganglah
tangan istri anda setiap waktu, setiap kesempatan. Begitu pula para
istri-istri yang sholehah, peganglah juga tangan suami anda untuk
menghapuskan segala dosa-dosa.
Jadi, jika kita bisa meniru romantisme
ala Rasul, sehingga istri pun membalas dengan yang tidak kalah
romantisnya, masalah mana lagi yang sempat mampir dalam bahtera rumah
tangga kita?
Ibarat kata, tidak ada makanan di rumah pun bisa diselesaikan berdua dengan tetap tersenyum, bukan begitu?
Semoga kita bisa mengambil hikmah dari membaca notes ini
Dari eramuslim.com
Shared By Catatan Catatan Islami Pages
Tidak ada komentar:
Posting Komentar